7 Ternak di Sleman Mati Diduga Antraks, Dagingnya Dikonsumsi Warga

Warga yang konsumsi daging brandu alami muntah sampai diare

Sleman, IDN Times - Tujuh ekor hewan ternak di Dusun Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan, Sleman, DIY, dilaporkan mati. Dugaan sementara, mereka mati setelah terpapar antraks.

Adapun laporan mengenai sejumlah warga yang mengalami muntah hingga diare, pusing, serta demam setelah mengonsumsi daging ternak mati mencurigakan tersebut.

1. Mati di bulan Februari, dibagi-dikonsumsi ke 30 KK

7 Ternak di Sleman Mati Diduga Antraks, Dagingnya Dikonsumsi WargaIlustrasi ternak kambing peliharaan warga. (IDN Times/Indiana Malia)

Kepala Dusun Kalinongko Kidul, Marjoko, menerangkan sekitar tanggal 10-11 Februari 2024 lalu, dia menerima laporan ada empat kambing ternak milik warga yang mati.

"Yang satu dikubur karena tidak tahu (bagaimana) matinya, yang tiga itu sebenarnya belum mati, tapi kalau didiamke mesti mati, sudah sekarat lalu disembelih. Kemudian kalau orang kampung ngaraninya (menyebutnya) di-brandu, bareng-bareng dibagikan ke wilayah setempat," kata Marjoko saat dihubungi, Jumat (8/3/2024).

Setelahnya, seekor sapi ternak ikut mati. Oleh pemiliknya, saat sekarat sapi ini disembelih dan dagingnya lagi-lagi dibagikan ke warga alias dibrandu. Kata Marjoko, setidanya ada 30 KK yang menerimanya untuk selanjutnya dikonsumsi.

"Bagikan daging itu yang makan 50 orang juga ada. Soalnya itu yang namanya makan daging, kalau punya saudara mesti dikasih-kasihkan tetangga," kata Marjoko.

"Selang dua hari, kambing yang dua juga mati. Sebelum mati disembelih. Lagi-lagi yang satu dibrandu lagi," sambungnya.

2. Alami diare dan muntah, satu kambing mati dibawa ke Gunungkidul

7 Ternak di Sleman Mati Diduga Antraks, Dagingnya Dikonsumsi Wargailustrasi spora antraks (IDN Times/Aditya Pratama)

Marjoko pun belakangan menerima laporan bahwa mereka yang mengonsumsi daging ternak mati tadi kemudian mengalami diare, pusing, muntah, sakit perut hingga demam.

"Ada yang kena gejala diare, pusing muntah-muntah, perutnya sakit, pusing, panas," bebernya.

Pemilik ternak mati berinisial W, kata dia, bahkan mengalami benjolan pada kulit kakinya.

Kata Marjoko, dua kambing ternak yang mati terakhir, satu di antaranya dagingnya dibawa pulang oleh kakaknya ke Gunungkidul. Dagingnya lantas disantap beberapa orang di sana.

Marjoko lalu menerima laporan jika kakaknya kemudian dibawa ke rumah sakit. Dia juga mengalami benjolan seperti pemilik ternak berinisial W tadi, namun dokter hanya mendiagnosanya sebagai herpes.

Kakak ipar Marjoko yang ikut mengonsumsi semenrara menderita sakit pusing, panas, serta diare.

"Itu satu yang makan itu mbakyu (kakak perempuan) saya, itu merasakan pusing, panas, diare tiada tara, terus timbul benjolan luka kaya udun tadi. Terus yang satunya lagi istrinya kakak saya, juga timbul benjolan, sekarang nunggu suaminya yang di rumah sakit yang sakit juga ada benjolan, tapi sementara dokter menyatakan herpes," jelasnya.

Baca Juga: Suspek Antraks, Seorang Warga Gunungkidul Dirawat di Rumah Sakit

3. Pemerintah turun tangan

7 Ternak di Sleman Mati Diduga Antraks, Dagingnya Dikonsumsi WargaIlustrasi pemeriksaan hewan ternak. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Marjoko menambahkan, dinas terkait dari Pemda DIY dan Pemkab Sleman sudah mengambil langkah tindak lanjut. Petugas, kata Marjoko, telah mengambil sampel darah hewan mati maupun tanah lokasi penyembelihan untuk memastikan apakah ternak-ternak tersebut terpapar antraks atau tidak.

Pemerintah juga sudah memberikan pengobatan kepada para warga yang sakit. Pengambilan sampel darah juga dilakukan untuk pengujian laboratorium.

"Dari puskeswan, dinas itu mengadakan sosialisasi bagaimana cara menangani ternak yang benar, hewan mati mendadak itu bagaimana langkahnya," tutupnya.

Baca Juga: Mbrandu, Tradisi Pemicu Penyebaran Antraks di Gunungkidul

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya