Peringati 4 Windu Penobatan HB X, Keraton Gelar Simposium dan Pameran

Mengangkat tema Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta

Sleman, IDN Times - Tanggal 24 Maret 2020 menjadi hari di mana Sri Sultan Hamengku Buwono X sesuai penanggalan kalender Jawa genap 32 tahun atau 31 tahun secara Masehi, bertakhta sebagai Raja Keraton Kasultanan Yogyakarta.

Ia yang sebelumnya bergelar KGPH Mangkubumi, dinobatkan menjadi Raja ke-10 Keraton Kasultanan Yogyakarta pada 7 Maret 1989 yang kemudian tiap tahunnya diperingati sebagai Tingalan Jumenengan Dalem.

Tahun 2020 ini akan menjadi siklus windu ke-4 peringatan Tingalan Jumenengan Dalem. Sehingga, di samping rangkaian beberapa kegiatan adat seperti Ngebluk, Ngapem, Sugengan, dan Labuhan, turut digelar beberapa agenda lain.

Baca Juga: Pasca Kebanjiran, Kondisi Pasar Beringharjo Sudah Kembali Normal

1. Simposium Internasional

Peringati 4 Windu Penobatan HB X, Keraton Gelar Simposium dan PameranDok. Simposium Keraton Yogyakarta

Penghageng Tepas Tandha Yekti Keraton Yogyakarta, GKR Hayu mengatakan, seperti tahun lalu, Hajad Dalem atau Upacara Adat Tingalan Jumenengan tahun ini juga akan didahului oleh Simposium Internasional dan diikuti Pameran Budaya Jawa.

Melihat respons tahun lalu cukup baik, maka akan digelar kembali untuk periode ini. "Dari mulai tahun lalu sebenarnya idenya pas 30 tahun secara hitungan masehi, ayo kita bikin sesuatu. Sehingga, kita memutuskan itu diadakan setiap tahun," kata GKR Hayu saat jumpa pers Rangkaian Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X di Pendopo Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Sabtu (15/2).

Simposium Internasional dan Pameran Budaya Jawa dalam rangka Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X tahun ini akan mengambil tema 'Busana dan Peradaban di Keraton Yogyakarta'.

"Seperti tahun lalu, ini kita bagi dengan empat sesi. Pertama, sejarah, kedua Filologi, Seni Pertunjukan, dan Sosial Budaya," ujar Hayu.

Keempat sesi itu akan berlangsung 9 dan 10 Maret 2020 di The Kasultanan Ballroom Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Simposium dibuka oleh Ngarso Dalem dan diikuti penampilan para penari Beksan Lawung Ringgit, persembahan KHP Kridhomardowo Keraton Yogyakarta.

Simposium menghadirkan pembicara tamu dari dalam dan luar negeri. Selain itu juga terdapat pembicara dari call for paper.

"Jadi kenapa ada yang undangan, ada yang call for paper karena mungkin yang dari luar negeri penelitiannya tarafnya internasional supaya para peneliti kita ini punya standar untuk menuju dalam taraf internasional itu kualitasnya seperti apa dan supaya ada networking dengan para akademisi," urainya.

2. Pameran Budaya Jawa

Peringati 4 Windu Penobatan HB X, Keraton Gelar Simposium dan PameranGKR Hayu (kiri) dan GKR Bendara (kanan). (IDN Times/Tunggul Kumoro)

Wakil Penghageng KHP Nitya Budaya, GKR Bendara menjelaskan, pameran kali ini akan diselenggarakan di Pagelaran Keraton seperti tahun lalu. Maka dari itu, barang-barang yang bakal dipamerkan adalah yang tak akan pernah bisa dibawa keluar dari lingkungan kerajaan.

"Tahun lalu itu manuskrip, tahun ini kita mengangkat busana, pengageman di keraton dengan tema Abalakuswa. Itu hadi busana Keraton Yogyakarta" terangnya.

"Abalakuswa itu busana kebesaran dalam Bahasa Sansekerta, di mana hadi busana berarti busana yang indah dalam tradisi Jawa," sambungnya.

Pada resepsi pembukaan pameran akan disajikan gelaran Wayang Wong Golek Menak Lakon Jayengrana Jumeneng Nata persembahan KHP Kridhomardowo Keraton Yogyakarta. Naskah pertunjukan pementasan ini asalnya dari British Library yang bentuk digitalnya telah diserahkan kepada keraton tahun lalu. Pertunjukan akan dilaksanakan pada Sabtu, 7 Maret 2020, di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran. Selain itu pada tanggal 25 Maret dan 4 April.

Seluruh pertunjukan ini terbuka untuk umum hanya dengan membeli tiket masuk pameran sebesar Rp 5 ribu. Selanjutnya, pameran akan berlangsung selama satu bulan hingga Minggu (5/4).

Sementara pameran ini sendiri akan berlangsung dari tanggal 8 Maret sampai 4 April. "Yang unik adalah, yang menjadi highlight di pameran, kita akan menunjukan pengageman Ngarso Dalem yang dikenakan di special occasion. Lalu ada juga pakaian tari, pakaian-pakaian yang sesuai dengan pekerjaan yang ada di Keraton tapi zaman dulu. Dulu kan keraton sebuah negara, jadi kira punya pakaian seperti hakim, juru pajak, ada seragamnya sendiri dan berbeda dengan sekarang," sebutnya.

3. Pertunjukan seni adiluhung

Peringati 4 Windu Penobatan HB X, Keraton Gelar Simposium dan PameranGKR Hayu (kiri) dan GKR Bendara (kanan). (IDN Times/Tunggul Kumoro)

Lebih jauh, untuk memeriahkan Tingalan Jumenengan Dalem ini, rencananya akan dipentaskan pula beberapa tari adiluhung dari Keraton Yogyakarta.

"Tanggal 25 Maret ada Beksan Trunojoyo lalu untuk menutup pameran, 4 April akan ada tarian yang baru. Belum pernah ditampilkan di keraton sebelumnya. Nanti ya, surprise. Jadi, silahkan datang ya," pungkasnya.

Sementara untuk hajad dalem sendiri, akan diselenggarakan dari tanggal 22-26 Maret 2020. Terdiri dari Hajad Dalem Ngebluk, Ngapem, dan Labuhan.

Baca Juga: Sekilas Perjalanan Hidup Romo Tomo, Pejuang Pertanian Lestari

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya