Mengintip Pemikiran Sang Muazin Bangsa di Serambi Buya Syafii

Serambi Buya Syafii diresmikan pada Hari Pahlawan

Sleman, IDN Times - Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah meresmikan pusat perpustakaan dan dokumentasi 'Serambi Buya Syafii', Kamis (10/11/2022).

Serambi Buya Syafii Maarif sendiri adalah kediaman almarhum Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii yang berlokasi di Kompleks Perumahan Nogotirto, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2022, meresmikan Serambi Buya Syafii dengan mengucap bismillahhirahmannirahim," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir saat meresmikan Serambi Buya Syafii.

Dia didampingi istri Mendiang Buya Syafii Nurkhalifah dan figur-figur Muhammadiyah lain seperti Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo.

1. Sebarkan virus kebhinekaan Buya Syafii

Mengintip Pemikiran Sang Muazin Bangsa di Serambi Buya SyafiiKetua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir saat meresmikan Serambi Buya Syafii. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Haedar mengatakan, Serambi Buya Syafii adalah ruang publik yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat, rumah intelektual dan wadah persemaian gagasan bagi semua kalangan.

Di rumah inilah, nilai-nilai kehidupan ulama sekaligus cendekiawan muslim yang berpulang pada 25 Mei 2022 lalu itu dihidupkan kembali dan ditularkan kepada generasi bangsa.

"Beliau mengajarkan kebhinekaan yang luar biasa. Bukan hanya dia suarakan, tapi dia praktikkan dengan membangun relasi yang luas berbagai pihak tanpa ada sekat. Dan itulah yang menjadikan beliau sebagai tokoh bangsa, bapak bangsa, guru bangsa. Sehingga ketika beliau wafat, semua orang merasa kehilangan," paparnya.

Sebagai tokoh Muhammadiyah, Buya Syafii mengikuti jejak KH Ahmad Dahlan untuk membuka horizon pemikiran organisasinya supaya maju dan inklusif. Sosok kelahiran Sumpur Kudus, Sumatera Barat, itu mengajarkan bagaimana bersikap demokratis dalam ber-Muhammadiyah.

"Dalam konteks umat Islam, beliau sering mengkritisi umat Islam karena kecintaannya. Bahwa mayoritas di republik ini umat Islam memang harus berdaya, harus berpikir maju, harus bersatu, harus siuman istilahnya. Jadi kalau ada kritik-kritik keras dari Buya itu jangan anggap seakan-akan Buya itu tidak cinta umat Islam," tegas Haedar.

Baca Juga: Buya Syafii Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Respon Muhammadiyah 

2. Koleksi 9 ribu judul buku

Mengintip Pemikiran Sang Muazin Bangsa di Serambi Buya SyafiiKetua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, berfoto bersama sepeda milik Buya Syafii di Serambi Buya Syafii. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Haedar melanjutkan, Serambi Buya Syafii menyimpan berbagai benda yang lekat dengan kehidupan seniornya di Muhammadiyah itu. Pengunjung dapat menemukan koleksi mesin ketik, tongkat teken, juga sepeda yang biasa Buya Syafii kayuh.

"Bagian dari aktivitas hidupnya dan benda-benda yang terkait dengan beliau, seperti museum lah," kata Haedar.

Sebanyak sekitar 9 ribu judul judul buku yang dimiliki Buya Syafii tentang beragam tema, mencakup beberapa karya pribadinya menghiasi hampir setiap sudut ruang Serambi Buya Syafii.

Bacaan ini, menurut Haedar, adalah jalan menuju bingkai pemikiran sang guru bangsa. Serambi Buya Syafii yang sarat akan nilai sejarah menjadi acuan bagi bangsa Indonesia. Buya Syafii, berpijak dari rumah ini tumbuh sebagai tokoh guru bangsa dengan segudang kontribusi bagi dunia.

Serambi Buya Syafii mengundang siapa saja tanpa terkecuali untuk berkunjung dan merefleksikan nilai-nilai kehidupan Buya Syafii. Harapannya, rumah ini kian mendekatkan dan mendorong masyarakat untuk meneruskan komitmen dan perjuangan Buya Syafii menciptakan cita-cita keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.

"Tentu bagi kita, generasi muda terutama, lebih-lebih yang milenial lah perlu belajar dari tokoh-tokoh bangsa ini lewat media digital maupun Serambi Buya. Agar generasi millenial ini tidak lost generation, menjadi generasi yang tercerabut dari akar budayanya karena tidak mengenal tokohnya, termasuk tokoh pendiri bangsa," pungkasnya.

3. Cuma 2 tahun

Mengintip Pemikiran Sang Muazin Bangsa di Serambi Buya SyafiiSerambi Buya Syafii. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Nurkhalifah, istri mendiang Buya Syafii sementara merasa sangat senang tempat tinggalnya beserta seisi rumah peninggalan almarhum suaminya itu bisa menghadirkan manfaat bagi masyarakat luas.

Adapun kediaman Buya Syafii ini telah resmi dikelola Suara Muhammadiyah semenjak 1 Oktober 2022 lalu.

"Ibu senang sekali, syukurlah ada yang merawatnya. Kalau enggak ada, buku itu gak tentu lagi mau ke mana. Sebab anak sendiri, gak ada jurusannya ke sana. Baca-baca begitu," katanya tergelitik.

Kata dia, rumahnya ini bakal menjadi lokasi pusat perpustakaan dan dokumentasi hingga dua tahun ke depan, atau sampai Suara Muhammadiyah memiliki ruang untuk menempatkan koleksi dan barang-barang Buya Syafii Maarif.

"Ini dipakai dua tahun dulu, nanti tempatnya Suara Muhammadiyah sudah selesai nanti dipindah semua ke sana," tutupnya.

Baca Juga: Haedar Kenang Buya Syafii sebagai Sosok Humanis

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya