Libur Panjang, Jogoboro Waspadai Penumpukan Pengunjung di Maliboro

Thermo gun rusak, UPT Malioboro berusaha cari pinjaman

Yogyakarta, IDN Times - Libur panjang yang terjadi dalam beberapa hari ke depan diperkirakan jadi momen bagi para wisatawan memadati kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta.

UPT Malioboro telah menyiapkan berbagai upaya akan potensi munculnya penumpukan pengunjung serta memastikan tegaknya protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.

"Insyaallah, untuk momen libur panjang besok, kami siap bertugas," tegas Ekwanto saat dikontak, Kamis (13/8/2020).

Baca Juga: Keseringan Dipakai, Thermo Gun Petugas di Malioboro Banyak yang Rusak

1. Antisipasi penumpukan pengunjung

Libur Panjang, Jogoboro Waspadai Penumpukan Pengunjung di MaliboroWisatawan memadati kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Sabtu (8/8/2020) malam. IDN Times/Yogie Fadila

Kawasan Malioboro beberapa momen akhir pekan terakhir dilaporkan mulai kembali dipadati oleh pengunjung. Dua kali Sabtu malam, tercatat ada sekitar 1.000–2.000 orang yang mengujungi area ikonik milik Kota Gudeg tersebut.

Sementara, selama masa pandemi COVID-19 ini kapasitas maksimal pengunjung Malioboro hanya dibatasi 2.500 orang saja.

Kepala UPT Malioboro Ekwanto menyebut pihaknya melalui Jogoboro bagaimanapun tetap mengantisipasi membludaknya angka kunjungan pada momen libur panjang besok.

"Ketika sudah penuh, kita tahan dulu di pintu masuk Malioboro, tidak masuk dulu. Jadi sampai (pengunjung) terkurangi atau keluar lewat sirip-sirip. Nanti koordinasi lewat radio kalau zona ini penuh, silakan pindah ke zona lain. Misal yang sudah lama (nongkrong) kita imbau untuk keluar gantian," papar Ekwanto.

2. Pengunjung menumpuk di pintu masuk

Libur Panjang, Jogoboro Waspadai Penumpukan Pengunjung di MaliboroWarga melintasi spanduk wajib bermasker di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Kamis (11/6). IDN Times/Tunggul Damarjati

Masalah lain muncul ketika para pengunjung menanti antrean masuk ke Malioboro tertahan di pintu masuk. Jumlah yang terlampau banyak otomatis malah menimbulkan kerumunan.

Ekwanto mengatakan, sebisa mungkin akan membuat para pengunjung untuk tak terlalu memadati satu lokasi.

Misalkan kapasitas Malioboro belum penuh sekalipun, tiap pengunjung masih harus diwajibkan melakukan pindai QR Code di pintu masuk. Ekwanto tak menampik penumpukan pengunjung juga bisa terjadi saat itu.

"Penumpukan sangat bisa terjadi. Kalau di pintu masuk penuh, mungkin QR Code-nya kita arahkan ke pintu dua. Sehingga, tak terlalu menumpuk di pintu utama. Fleksibel saja," jelasnya.

3. Minta bantuan Dishub dan Satpol PP

Libur Panjang, Jogoboro Waspadai Penumpukan Pengunjung di MaliboroPendisiplinan masyarakat yang dilakukan Satpol PP di kawasan Malioboro. IInstagram/ Satpol PP DIY

Dua kali akhir pekan sebelumnya Jogoboro dengan 36 personelnya mengaku kewalahan mengawasi pengunjung Malioboro. Mereka sampai tak bisa mobile memonitor lantaran kehabisan petugas.

"Bertugasnya kewalahan, karena petugas kami hanya bisa melayani di zona-zona tertentu. Tidak bisa mengurai kerumunan, atau pelanggaran-pelanggaran lainnya karena tidak bisa mobile. Personel kami habis untuk standby di zona," ungkap Ekwanto.

Oleh karenanya, pihaknya tiap akhir pekan didukung jajaran Dinas Perhubungan dan Satpol PP Kota Yogyakarta yang masing-masing mengirimkan 24 petugasnya.

"Kami optimalkan bantuan yang ada. Satpol PP membantu pengawasan (penerapan protokol kesehatan). Kalau Dishub lebih ke pengaturan lalu lintas, ke andong, becak yang kadang-kadang berhenti di jalur cepat," katanya.

4. Perketat pengawasan pengunjung asal luar DIY

Libur Panjang, Jogoboro Waspadai Penumpukan Pengunjung di MaliboroWisatawan memadati kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Sabtu (8/8/2020) malam. IDN Times/Yogie Fadila

Dikatakan Ekwanto, saat akhir pekan lalu terpantau ada pengunjung dari luar daerah. Beberapa datang menggunakan kendaraan pribadi, seperti dari Magelang, Klaten, dan Purworejo.

Sebagian lagi, datang berombongan menaiki bus. Pekan lalu terpantau ada kelompok wisatawan dari Palembang, Sumatera Selatan.

"Sudah menjadi protokol kami, begitu bus masuk ke parkiran ABA, penumpang tak boleh turun dulu. Menunggu petugas kami naik ke bus, cek suhu. Sembari tour leader (wisatawan) lapor ke petugas parkir menunjukkan dokumen-dokumen yang kami perlukan. Nama, kontak, dan sebagainya," urai dia.

"Turunnya (wisatawan) dari bus juga menunggu sampai pengunjung lain di Malioboro sudah berkurang atau habis. Sehingga tidak jadi kerumunan," ucap Ekwanto menambahkan.

5. Pinjam thermo gun dinkes

Libur Panjang, Jogoboro Waspadai Penumpukan Pengunjung di MaliboroPetugas melakukan pengecekan suhu tubuh terhadap pengunjung kawasan Malioboro. IDN Times/Tunggul Damarjati

Ekwanto turut melaporkan, 8 dari 10 unit thermo gun milik Jogoboro mengalami kerusakan karena keseringan dipakai. Hari biasa saja per harinya sudah dipakai memeriksa kurang lebih 500-600 orang pengunjung.

Apalagi ketika weekend tiba, pemakaiannya bisa non-stop saat jam 17.00-21.00 WIB. Biasanya dipakai para petugas Jogoboro di pintu masuk Malioboro atau zona-zona di dalamnya.

"Rusak karena non-stop pemakaian, dari bulan Maret," bebernya.

Jenis kerusakan beragam. Mulai dari hasil yang tidak akurat bahkan cenderung ngelantur. Sampai mati total. "Kita belum tahu servisnya ke mana. Kalau tahu tempatnya, kami diinfokan," tutur Ekwanto.

Kerusakan, kata Ekwanto, bertahap alias tidak di satu waktu. Tapi, memang momennya berdekatan, dimungkinkan karena usia pemakaiannya.

"Lagi pula penggunaannya (untuk kawasan Malioboro) kan marathon, tidak seperti di tempat-tempat lain seperti rumah sakit atau di mana," tuturnya.

Menyisakan dua unit thermo gun tersisa, UPT Malioboro memilih pengoptimalan penjagaan di area pintu masuk Malioboro. Tepatnya di Hotel Ina Garuda untuk yang di sisi timur, dan Hamzah Batik di sisi barat.

Pemeriksaan suhu tubuh pada zona-zona di antara dua titik tersebut, sementara ini ditiadakan. Namun, dikonsentrasikan pada pengawasan tahap pemindaian QR Code bagi setiap pengunjung

"Kita maksimalkan pengunjung memindai QR Code saja," katanya.

Pemindaian QR Code bagi pengunjung ini sebagaimana diketahui, sifatnya wajib. Tujuannya, memudahkan proses pelacakan kasus manakala muncul kasus penularan virus SARS-CoV-2 di lokasi tersebut.

Ekwanto melanjutkan bahwa problem ini sudah dilaporkan ke pihak Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta selaku pemilik wewenang pengadaan thermo gun. Ke depan, barang akan kembali diadakan namun bukan model thermo gun.

"Modelnya dengan layar, jadi wajah menghadap ke layar langsung ketahuan suhunya. Tapi, nunggu pembelian yang baru sehingga Jogoboro tidak terlalu dekat dengan pengunjung kita," sebutnya.

Pihaknya pun berharap alat itu sudah bisa dikirimkan ke lapangan dalam waktu dekat ini. Atau paling tidak cadangan thermo gun yang ada untuk saat ini.

"Kami akan koordinasi dengan dinas kesehatan, siapa tahu di sana juga ada cadangan untuk thermo gun. Kami upayakan untuk pinjam dulu," tandasnya.

Baca Juga: Ribuan Wisatawan Sesaki Kawasan Malioboro, Jogoboro Kelabakan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya