Jumlah Jenazah COVID-19 DIY Melonjak 100 Persen, Relawan Butuh Bantuan

Sehari relawan makamkan 15-20 jenazah

Yogyakarta, IDN Times - Aktivitas pemakaman jenazah pasien COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami lonjakan pada sepekan terakhir. Kenaikan ini bersamaan dengan meroketnya angka kasus harian COVID-19 di DIY belakangan ini.

Baca Juga: Benarkah Ivermectin Ampuh untuk Terapi COVID-19? Ini Kata Pakar UGM 

1. Naik 100 persen

Jumlah Jenazah COVID-19 DIY Melonjak 100 Persen, Relawan Butuh BantuanIlustrasi proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 di TPU. IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, Danang Samsurizal menjelaskan, kenaikan angka aktivitas pemakaman terjadi sepekan ini.

Menurut Danang, frekuensi kegiatan pemulasaraan hingga pemakaman jenazah berlipat dari 6-7 per hari menjadi 15-20 seharinya.

"Itu berarti (kenaikan) ya seratus persen. Kira-kira mulai seminggu lalu, permintaan dukungan pemakaman ala COVID meningkat," kata Danang di Kantor BPBD DIY, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (24/6/2021).

"Prosentase ini bisa dilihat dari angka fatality rate. Ketika ada lonjakan, angka fatality rate tertentu biasanya kemudian tekanan pada penanganan pasca medic, terutama pemakaman, akan meningkat," sambungnya.

2. Ciptakan pola berjenjang

Jumlah Jenazah COVID-19 DIY Melonjak 100 Persen, Relawan Butuh BantuanIlustrasi tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 mengusung jenazah pasien positif COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum di Kudus (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Dengan situasi ini, otomatis pola operasi pemakaman jenazah COVID-19 diubah dengan membagi tugas lewat Satgas tingkat RT/RW, kelurahan, sampai kecamatan.

Danang berujar, pemakaman pasien COVID-19 didesain berjenjang. Membuat penanganan agar tak selalu bertumpu pada BPBD DIY atau kabupaten/kota.

"Kita atur ini peran dan porsinya siapa," terang Danang.

3. Backup kabupaten/kota

Jumlah Jenazah COVID-19 DIY Melonjak 100 Persen, Relawan Butuh BantuanIlustrasi petugas memakamkan jenazah pasien terkonfirmasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Skema berjenjang kolektif nan kolaboratif macam ini, dirasa Danang sangatlah vital, sementara BPBD DIY harus mem-backup kinerja di kabupaten/kota.

Pasalnya, relawan di kabupaten/kota juga tak selamanya mampu berdiri sendiri. Mereka butuh dukungan tenaga, apalagi semenjak adanya lonjakan kasus kematian.

Ia mencontohkan, seperti di Kulon Progo para relawan mulai kelimpungan dampak meningkatnya permintaan pemakaman menggunakan protokol COVID-19. Atau ketika para relawan terpaksa harus 'off' karena kondisi tertentu.

"Di Kulon Progo, personilnya harus recovery dulu. Kalau BPBD Kota Yogyakarta petugasnya ada yang terpapar COVID-19, sehingga harus terbebas (sembuh) lebih dulu sebelum bertugas kembali," beber Danang.

Kendati, Danang tetap percaya masalah kekeringan personil tak bakal jadi ancaman. Dia yakin tradisi kerelawanan di DIY sudah terlanjur mengakar. Jika benar-benar sampai kehabisan tenaga, masih ada relawan komunitas yang selalu bisa diandalkan.

"Relawan kita siap dipanggil, kalau dibilang kelelahan nggak," pungkasnya.

Baca Juga: Batasi Jam Operasional, Mal di DIY Tutup Pukul 20.00 WIB

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya