Dalam 35 Hari, 106 Orang di DI Yogyakarta Meninggal saat Isoman

Rumah sakit stuck, pilihan pasien hanya isoman

Yogyakarta, IDN Times - Ratusan orang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri sepanjang Juni sampai awal Juli 2021. Hampir separuh dari mereka berstatus terkonfirmasi COVID-19.

Baca Juga: 3 Orang Positif COVID-19 di Sleman Meninggal dalam Mobil

1. 106 kematian dalam 35 hari

Dalam 35 Hari, 106 Orang di DI Yogyakarta Meninggal saat IsomanPemakaman jenazah dengan protokol COVID-19. (Dok. TRC BPBD DIY)

Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY, Wahyu Pristiawan Buntoro, menuturkan setidaknya ada 106 pelaku isolasi mandiri yang meninggal selama Juni hingga awal Juli 2021.

"Dari data yang kita dapat dihitung sejak tanggal 1 Juni sampai dengan 5 Juli itu sudah 106 yang meninggal isoman," kata Pristiawan saat dihubungi, Jumat (9/7/2021).

2. Sleman paling banyak

Dalam 35 Hari, 106 Orang di DI Yogyakarta Meninggal saat IsomanIlustrasi tempat isolasi diri mandiri. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Melihat data yang diperoleh dari TRC BPBD DIY, dari 106 kasus itu tercatat 63 di antaranya ada di Kabupaten Sleman.

Kemudian Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo masing-masing 17 kasus. Selanjutnya, Gunungkidul 5 kasus, dan Bantul 4 kasus. 

Tertera pula informasi 49 dari 106 pelaku isolasi mandiri itu berstatus terkonfirmasi COVID-19. Sisanya antara suspek, probable, atau infeksius.

3. Rumah sakit stuck

Dalam 35 Hari, 106 Orang di DI Yogyakarta Meninggal saat IsomanSejumlah pasien menjalani perawatan di tenda barak yang dijadikan ruang IGD RSUP Dr Sardjito, Sleman, Minggu (4/7/2021). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Pris mengaku pihaknya telah memprediksi lonjakan kasus kematian pada pelaku isolasi mandiri ini dengan menganalisis dampak penuhnya rumah sakit rujukan sejak 15 Juni 2021 silam.

Antrean panjang mengular di berbagai rumah sakit, sehingga puskesmas bingung dan tak bisa segera merujuk pasien.

"Nah, pada saat rumah sakit stuck dan tidak mampu menerima rujukan yang dilakukan puskesmas, maka puskesmas hanya punya satu pilihan. Dengan kondisi apapun pilihannya hanya isoman di rumah," imbuh Pris.

Pada pertengahan Juni lalu pihaknya memprediksi penuhnya rumah sakit akan berimbas pada tingginya angka kematian di Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo.

"Dengan beberapa tipikal dan bagaimana itu fasilitas kesehatan masyarakat yang masih di luar jangkauan. Beruntung secara populasi (Gunungkidul dan Kulon Progo) tidak sebanyak Sleman," tandasnya.

Baca Juga: Stok Oksigen di RSUP Sardjito Kembali Menipis, Satgas: Sedang Dikirim

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya