BPPTKG: Pertumbuhan Kubah Merapi Slow, Woles Begitu! 

Setahun waspada, belum mengkhawatirkan

Yogyakarta, IDN Times - Tanggal 21 Mei 2019, genap setahun sudah sejak Gunung Merapi memasuki status waspadanya. Langgengnya status ini kemudian dijadikan pembelajaran bagi siapa saja yang hidup berdampingan dengan gunung api ini.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyebut, setahun Merapi dalam status waspada bukanlah sebuah anomali.

"Salah satu katakternya Merapi memang seperti ini," katanya saat dijumpai usai acara diskusi 'Merawat Ketangguhan Warga Merapi' di kantornya, Selasa (21/5). 

Dalam level waspada ini, Hanik mengatakan, jika Merapi masih belum menjadi ancaman. Namun demikian, ia tetap mengingatkan masyarakat supaya tak lantas terlena dan mengabaikan keselamatan masing-masing.

"Namun juga jangan sampai menghadapi status waspada ini dengan berlebihan," tegasnya.

1. Satu tahun status waspada

BPPTKG: Pertumbuhan Kubah Merapi Slow, Woles Begitu! IDN Times/Tunggul Kumoro

Hanik menjelaskan jika sebenarnya erupsi pada Merapi ini masih terjadi. Hanya saja skalanya kecil. Selain itu, laju magma di dalam berjalan keluar atau proses ektruksinya sangatlah pelan. Menurutnya, ini yang membuat status waspada langgeng sampai 12 bulan.

"Masa pertumbuhan kubah lava selama tahun 2019, sebanyak 3 ribu meter kubik per hari. Umumnya rata-rata 20 ribu, tapi 2006 dan 2010 lebih dari itu," jelasnya.

Di samping itu, suplai magma saat ini memang kecil, beda dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih besar, sehingga memicu pertumbuhan kubah yang lebih cepat.

"Kalau tahuh ini lebih slow, woles begitu," tambahnya.

Baca Juga: 13 Potret Gunung Merapi yang Sedang Berstatus Waspada, Menegangkan!

2. Belum mengkhawatirkan

BPPTKG: Pertumbuhan Kubah Merapi Slow, Woles Begitu! IDN Times/Tunggul Kumoro

Hanik menjelaskan, ke depan fase erupsi Merapi masih akan terus terjadi. Kegempaan dan lelehan lava mengindikasikan suplai magma itu masih ada. "Tetap akan terus terjadi tapi sangat slow. Belum ada perubahan signifikan yang perlu dikhawatirkan," ujarnya.

"Kalau kubah lava melontarkan semua, ini masih kecil. Tapi dalam sejarahnya tidak ada semua turun jadi awan panas kalau datanya begini-begini saja," tambahnya.

3. Imbauan bagi pemudik

BPPTKG: Pertumbuhan Kubah Merapi Slow, Woles Begitu! IDN Times/Tunggul Kumoro

Momen setahun status waspada ini tak dapat dipungkiri memang berdekatan dengan musim angkutan mudik. Sehingga, bisa jadi muncul kecemasan bagi mereka yang buta informasi akan aktivitas Merapi selama ini.

Dengan adanya situasi tersebut, BPPTKG pun menjamin jika Merapi sampai saat ini atau dalam waktu dekat nanti belum menjadi ancaman bagi para pemudik. Ataupun warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB).

"Jarak awan panas kurang dari 3 kilometer, supply juga masih kecil. Kalau mudik ya monggo saja. Lakukan aktivitas seperti biasa. Waspada itu memang status di atas normal," paparnya.

Malahan, aktivitas Merapi saat ini menarik untuk dijadikan atraksi wisata, utamanya lava pijarnya yang bisa dinikmati keindahannya dari jauh. "Kesempatan bagus menyaksikan fenomena alam yang indah. Ubah perspektif, tapi tetap harus waspada. Ikuti info dari kami yang aktif 24 jam," pesannya.

Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Sudarningsih menyebut, daerah Kaliurang memang menjadi pemasok wisatawan terbesar selama ini setelah Candi Prambanan. Akan tetapi, belakangan jumlahnya menurun. Dari kisaran sejuta pada tahun 2017 turun 25 persen menjadi sekitar 600an. Ini artinya, Kabupaten Sleman memang membutuhkan objek wisata anyar.

"Dari pintu timur wisatawan tak terdeteksi, mereka yang ke Lost World dan sebagainya tidak terhutung. Soal wisata lava pijar, tahun 2006 kami pernah menyelenggarakan lomba fotografi mengundang wisatawan (peserta) internasionl, tapi kemudian berbarengan dengan gempa. Kami dapat banyak komplain karena nggak bisa terselenggara dengan baik. Jadi, soal wisata, kami nurut BPPTKG saja," ujar Sudarningsih.

Baca Juga: 5 Tempat Menyenangkan di Kaliurang untuk Liburan Keluarga

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya