BOR COVID-19 di DIY Capai 80 Persen: Bed Nambah, Nakesnya yang Kurang

Ketersediaan nakes tak sebanding dengan jumlah bed

Yogyakarta, IDN Times - Kemenkes menyebut Bed Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di delapan provinsi telah melampaui rata-rata nasional, yakni 64,10 persen, Senin (28/12/2020).

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu provinsi yang disebut, memiliki BOR hingga 80 persen.

Terkait hal ini, Pemda DIY mengungkap telah mengupayakan untuk adanya penambahan tempat tidur di rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19. Antara lain di RSUD dr. Sardjito, RSPAU dr. S Hardjolukito, dan RSA UGM.

"Dan kabupaten/kota saya minta juga untuk menambah, mengantisipasi," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (29/12/2020).

Baca Juga: Risiko Penularan Tinggi, DPRD DIY Usulkan Pemda Terapkan PSBB

1. Tambah sepuluh di masing-masing RS rujukan

BOR COVID-19 di DIY Capai 80 Persen: Bed Nambah, Nakesnya yang KurangIlustrasi ruang isolasi di RSUP dr Sardjito. IDN Times/Siti Umaiyah

Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji sementara menuturkan, dari tiga rumah sakit yang disebutkan tadi masing-masing menambahkan jumlah unit tempat tidur secara merata.

"Jadi kita kemarin hanya bisa menambah 30 bed, masing-masing sepuluh," jelas Aji di Kantor DPRD DIY, Selasa.

Dirinya kendati tak merinci tipe tempat tidur tambahan ini. Intinya, Pemda DIY masih bisa melakukan penambahan lagi ketika diperlukan.

Berdasarkan laporan penggunaan tempat tidur seluruh rumah sakit rujukan dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY per 29 Desember 2020, tempat tidur kategori critical tersedia sebanyak 64 unit. Terpakai 50 dan sisa 14 unit.

Sedangkan untuk kategori non critical, dari ketersediaan 577 unit tempat tidur, terpakai 500 di antaranya.

2. Persoalan ada di nakes

BOR COVID-19 di DIY Capai 80 Persen: Bed Nambah, Nakesnya yang KurangSimulasi penyakit menular yang dilakukan oleh RSUP dr. Sardjito. IDN Times/Siti Umaiyah

Aji melanjutkan, persoalan kini justru ada di masalah ketersediaan tenaga kesehatan (nakes).

"Kalau dari sisi kesiapan tempat, itu di Hardjolukito kita masih ada satu lantai yang belum digunakan. Tapi, karena tidak ada nakes jadi tidak memungkinkan," bebernya.

Permintaan 200 nakes bantuan kepada Kemenkes beberapa waktu lalu berujung arahan agar Pemda DIY melakukan rekrutmen sendiri.

"Karena tidak ada (nakes) yang mendaftar di Jakarta, sudah habis. Sehingga, kami buka sendiri pendaftarannya," ucap Aji.

Dari sekitar 60 orang yang diseleksi, hanya 26 yang pada akhirnya benar-benar lolos karena memiliki kompetensi dalam penanganan COVID-19. Mereka ditempatkan di tiga rumah sakit tadi.

"Itu kita bagi ke rumah sakit yang masih memungkinkan penambahan bed. Itu RSA UGM, Sardjito, dan Hardjolukito. Untuk yang masuk ICU itu ada di Sardjito. Sementara di RSA dan Hardjolukito untuk non ICU. Tapi, kita tidak bisa punya gambaran kalau ada 26 (nakes) bisa 30 bed. Karena dilihat konsisi masing-masing RS," paparnya.

Bagaimanapun, Aji memastikan Pemda DIY tetap akan mencari solusi untuk ini. Melalui perekrutan baik nakes dari dalam maupun luar DIY.

3. ICU di Kota Yogyakarta terpakai 80 persen

BOR COVID-19 di DIY Capai 80 Persen: Bed Nambah, Nakesnya yang KurangWakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. IDN Times/Tunggul Damarjati

Terpisah, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, dari tujuh rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di wilayahnya, sebagian besar fasilitas tempat tidur sudah terisi.

"Kita yang kamar ICU terpakai 80 persen dan yang non ICU mencapai 84 persen," kata Heroe saat dikontak.

Heroe berujar, pemkot sejak beberapa waktu lalu telah berdiskusi bersama para direktur rumah sakit rujukan COVID-19. Terkait antisipasi fasilitas kesehatan yang terus menipis ini.

Alhasil, disepakati penambahan tempat tidur pasien sebanyak 98 unit yang disediakan secara bertahap. Kendati, dia tak merinci tipe tempat tidur tambahan ini.

"Kini yang sudah dibuka 28 kamar, artinya masih ada 70 kamar lagi yang masih bisa dibuka kembali oleh rumah sakit rujukan yang ada," paparnya.

Dengan penambahan ini, maka jumlah total tempat tidur di seluruh rumah sakit rujukan ada 158 unit. "(Sebelum penambahan) di Yogyakarta ada 18 yang ICU dan sisanya isolasi," sambung Heroe.

Heroe mengatakan, tempat tidur beserta kamar tambahan ini telah memenuhi standar penanganan COVID-19. Termasuk, mempertimbangkan ketersediaan tenaga kesehatan.

"Nakes kita masih mencukupi semua. Nakes-nakes yang kemaren sempat terkena sudah kerja lagi. Dari sisi nakes kita masih mencukupi cuma loadnya semakin besar. Karena memang pertumbuhan COVID di mana-mana kan tinggi. Sekarang kita malah sudah mencoba melatih nakes untuk vaksinasi," pungkasnya.

Baca Juga: Lagi, Tambahan Kasus COVID di Yogyakarta Cetak Rekor Baru  

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya