Ada Bilik Asmara di Barak Pengungsian Merapi, Khusus untuk Pasutri

Gak boleh digunakan semalam suntuk, harus gantian

Sleman, IDN Times - Sebuah tenda persegi berwarna putih bernama 'Bilik Ayah Bunda' didirikan di selatan Barak Pengungsian Merapi, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.

Di dalam bilik berukuran 3x3 meter terdapat sebuah kasur ukuran double size beralaskan lapisan kayu dan tikar. Di setiap sisi dilapisi kertas dinding yang lebih mirip poster atau spanduk ketimbang wallpaper kamar.

Pada sudut kamar tersebut dipajang pula sebuah rak empat tingkat, ditemani sebuah cermin ukuran sedang pada sudut lainnya.

Baca Juga: Viral Pendaki Rekam Guguran dari Puncak Merapi, Ini Tanggapan BPPTKG

1. Ruang privasi bagi pasutri pengungsi

Ada Bilik Asmara di Barak Pengungsian Merapi, Khusus untuk PasutriBilik asmara di barak pengungsian Merapi. IDN Times/Tunggul Damarjati

Bilik Ayah Bunda sembarang bilik. Tenda minimalis ini berdiri sebagai ruang khusus bagi pasangan suami istri yang ingin memadu kasih, namun terhalang lantaran harus mengungsi karena aktivitas Merapi.

Adalah Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman, yang mendirikannya beberapa waktu lalu.

"Itu kan waktu kunjungan Pak Gubernur juga sudah pangandikan juga to. (Diminta) menyiapkan bilik suami istri waktu itu. Tupoksinya kan di dinas kami," ujar Kepala Dinas P3AP2KB Sleman Mafilindati Nuraini saat dihubungi, Senin (30/11/2020).

Dikatakan Linda, bilik ini ada sebagai sudut sudut privasi bagi pasangan suami istri sah. Disediakan demi memenuhi salah satu kebutuhan dalam berumah tangga.

"Jadi kita juga memikirkan kalau di dalam pengungsian itu ada stres, kecemasan, nah untuk bagaimana keluarga itu tetap berketahanan ada ruang khusus, suami istri barangkali secara privasi mereka butuh tempat ad tempatnya untuk bisa menggunakan, ya di bilik itu," jelas Linda.

2. Dilarang pakai semalam suntuk

Ada Bilik Asmara di Barak Pengungsian Merapi, Khusus untuk PasutriBilik asmara di barak pengungsian Merapi. IDN Times/Tunggul Damarjati

Petunjuk teknis penggunaan bilik ini, menurut Linda, sudah disusun. Di sana tertera jelas aturan pemakaian Bilik Ayah Bunda.

Syarat paling utama di sini adalah jelas, yakni harus pasangan suami istri sah dan merupakan warga pengungsi. Bagian pendaftaran dan pendataan diserahkan kepada pos keamanan barak setempat.

"Jadi, lapor ke pos keamanan dulu kalau mau menggunakan. Penggunaannya juga dibatasi tidak semalam suntuk. Nanti ada buku di situ untuk ditulis siapa penggunanya, sehingga ada tanggung jawab peralatan di situ supaya tetap bersih," urai Linda.

Rencananya, di tiap sisi tenda bakal dipasangi garis atau pagar pengaman. Agar lebih menciptakan privasi terhadap penggunanya. Mengingat, selain itu lokasi bilik juga tak terlalu jauh dengan barak pengungsian anak-anak.

"Sekarang dalamnya saja sudah dilapisi dengan bahan yang tidak tembus (pandang). Tapi, lokasi itu sudah sesuai arahan Pak Kades, Pak Sekdes, itu kan kita bareng-bareng minta tempat, lokasinya di mana itu yang direkomendasi di situ," akunya.

3. Pengungsi masih warga kelompok rentan

Ada Bilik Asmara di Barak Pengungsian Merapi, Khusus untuk PasutriSeorang lansia terduduk di di barak pengungsian Merapi, Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. IDN Times/Tunggul Damarjati

Muncul pertanyaan kemudian untuk siapa Bilik Ayah Bunda dibuat. Mengingat, sejak Merapi naik statusnya menjadi Siaga (level III) 5 November 2020 lalu, baru warga kelompok rentan saja yang diungsikan ke Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.

Mereka adalah warga Kalitetengah Lor. Mulai dari lanjut usia, balita, anak-anak, ibu hamil, hingga difabel. Untuk warga usia produktif sampai hari ini masih diperkenankan tinggal di rumah masing-masing. Meski, ada sebagian yang sudah turun mengungsi, itu pun cuma saat malam hari.

Linda pun menegaskan bahwa bilik ini tidak harus langsung digunakan sesaat setelah didirikan. Karena, sifatnya hanya mengantisipasi semata jika situasi kebencanaan Merapi ini kian berlarut-larut.

"Kita kan gak tahu ini segala sesuatunya berakhir kapan, mau seperti apa statusnya. Bukan kemudian ada terus harus segera digunakan. Kita antisipasi, menyiapkan, tempat untuk pasutri apabila dibutuhkan, ada tempat yang representatif, aman, safety, (bilik) ini untuk sisi-sisi kemanusiaan," papar Linda.

Baca Juga: Merapi Sepekan Terakhir: Guguran Teramati hingga Runtuhnya Kubah Lava

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya