Abdi Dalem Musikan: Tampil Memukau Usai Hilang Puluhan Tahun

Terakhir tampil saat zaman sebelum Indonesia merdeka

Yogyakarta, IDN Times - Pagi beranjak siang, matahari mulai meninggi kala ratusan pengunjung Keraton Yogyakarta berbondong-bondong menuju area Pelataran Kedhaton, Minggu (18/8).

Tepat di Bangsal Mandalasana, tampak belasan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta berbusana peranakan lengkap, membawa alat musik layaknya akan memulai sebuah orkestra. 

Selama lebih kurang 40 menit, sederet lagu bertemakan kemerdekaan mereka mainkan dengan berbagai jenis instrumen alat musik, seperti terompet, trombone, saxophone dan tuba, 

Aksi para musisi yang diberi nama Abdi Dalem Musikan ini seolah menjadi magnet bagi ratusan pengunjung keraton hari ini. Baik wisatawan dari dalam hingga luar negeri, berganti posisi untuk mengabadikan momen langka ini. 

1. Sengaja digelar 18 Agustus

Abdi Dalem Musikan: Tampil Memukau Usai Hilang Puluhan TahunIDN Times/Tunggul Kumoro

KRT Waditrowinoto, pangarso musikan yang menjadi konduktor dalam aksi Abdi Dalem Musikan siang itu menjelaskan, acara itu sengaja diadakan Minggu, 18 Agustus 2019. Atau sehari setelah peringatan ulang tahun ke-74 Republik Indonesia, pada tanggal 18 Agustus 1945, 

 "Selain merayakan kemerdekaan Indonesia, juga bertepatan dengan bergabungnya Nagari Ngayogyakarto ke RI, tanggal 18 Agustus 1945.  Karena pada waktu proklamasi, keraton belum gabung ke RI, karena kemerdekaan Indonesia belum diakui dunia," katanya saat dijumpai selepas penampilannya.

Sederet lagi wajib nasional yang ditampilkan, antara lain Indonesia Raya, Tanah Airku, Satu Nusa Satu Bangsa, Sepasang Mata Bola.

"Ikonnya lagu Sepasang Mata Bola. Seharusnya yang jadi konduktornya KPH Notonegoro. Tapi, karena istrinya melahirkan putra pertama, beliau jadinya menunggu di RS," ujar KRT Waditrowinoto.

Baca Juga: Sultan HB IX: “Saya Memang Berpendidikan Barat, tapi Tetap Orang Jawa"

2. Sempat hilang puluhan tahun lamanya

Abdi Dalem Musikan: Tampil Memukau Usai Hilang Puluhan TahunIDN Times/Tunggul Kumoro

Dijelaskan Waditrowinoto, Abdi Dalem Musikan ini sudah ada sejak zaman Belanda di Indonesia. Tepatnya, kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.

Waditrowinoto membeberkan, aksi terakhir Abdi Dalem Musikan adalah saat zaman Sri Sultan Hamengku Buwono IX lalu. "Saya dengar-dengar tahun 1939 atau 1940."

Ini bermula sejak Abdi Dalem Musikan mulai tak aktif dengan kegiatannya. Sejak saat itu, Sri Sultan HB IX menyampaikan agar semua alat musik ketimbang terabaikan, lebih baik diberikan kepada mereka yang mau belajar bermusik. "Lalu ada yang kerja di RRI dan lain sebagainya," tambahnya.

Penampilan hari ini bisa dikatakan menjadi momen bangkitnya Abdi Dalem Musikan. "Event ini baru terjadi sekali ini dilaksanakan Abdi Dalem Musikan setelah Indonesia merdeka. Infonya terakhir dipakai waktu Jumenengan Dalem Sri Sultan HB IX," tutur Waditrowinoto yang mengaku telah mengabdi sejak 1998 itu.

 

3. Perbedaan pertunjukan pada jaman dulu dengan sekarang

Abdi Dalem Musikan: Tampil Memukau Usai Hilang Puluhan TahunIDN Times/Tunggul Kumoro

Beda aksi Abdi Dalem Musikan dahulu dan hari ini, sebagaimana diungkapkan oleh pria asli Tamansari, Yogyakarta itu adalah, secara busana serta repertoarnya.

Dulu, busananya mengenakan pakaian kebarat-baratan, karena pada saat itu masih zaman penjajahan Belanda. Repertoarnya juga cenderung ke arah klasik.

"Abdi Dalem Musikan sejak lama sudah ada, bertugas mengisi (acara) kalau ada tamu negara, acara penobatan dan sebagainya. Jadi, dulu ketika ada tamu dari Belanda, itu membawakan Wilhelmus (Lagu Kebangsaan Belanda), atau misal dari Amerika, Kimigayo, dan lain sebagainya. Dan waktu itu repertoar yang dihidangkan bersifat klasik, ada Strauss, Beethoven, Mozart," ujar dia.

3. Berkat andil keraton

Abdi Dalem Musikan: Tampil Memukau Usai Hilang Puluhan TahunIDN Times/Tunggul Kumoro

Abdi Dalem Musikan akhirnya bisa manggung dan menempati Bangsal Mandalasana adalah berkat Sultan HB X yang menginginkan masyarakat modern lebih mengenal budaya para leluhur.

"Istilahnya, nguri-uri kabudayaan yang ada zaman dulu. Keraton Jogja punya bangsal musik, yang lain tidak ada. Terus, musik gabung dengan gamelan, yang ada hanya di Keraton Jogja," ungkapnya.

4. Aransemen lagu dbantu oleh Akademi Musik Indonesia (AMI) Yogyakarta dan Institut Seni Indonesia (ISI)

Abdi Dalem Musikan: Tampil Memukau Usai Hilang Puluhan TahunInstagram.com / kraton jogja

Waditrowinoto merasa senang sekali, karena ia dan rekan-rekan bisa tampil menjadi Abdi Dalem Musikan. Bahkan, kini para pangarso musikan juga mendapat dukungan dari Akademi Musik Indonesia (AMI) Yogyakarta dan Institut Seni Indonesia (ISI). Sejumlah perwakilan dari dua lembaga itu ikut berpartisipasi dalam aksi Abdi Dalem Musikan hari ini.

Salah satunya adalah Joko Sebastian 'Lemazh' Suprayitno, dosen Penciptaan Musik di ISI Yogyakarta. Dia mendapat mandat mengaransemen lagu-lagu yang dimainkan Abdi Dalem Musikan hari ini.

Waditrowinoto melanjutkan, mereka yang dari AMI maupun ISI sampai mau berbuat demikian karena merasa memiliki embrio, asal-usul, atau bibit kawit yang berasal dari keraton.

"Mereka dengan sukarela senang sekali membantu kegiatan keraton, menyambut dengan positif. Istilahnya, eling sangkan paraning dumadi, jadi tahu dibesarkan di keraton," imbuh Waditrowinoto.

Acara yang mewadahi Abdi Dalem Musikan ini, kata Waditrowinoto, ada rencana untuk dilanggengkan ke depannya. Para pemainnya akan digembleng lagi melalui berbagai latihan.

"Selama gak tampil, musikan itu diikutkan di karawitan, ada latihan-latihan itu. Rencananya ada latihan seksional, jadi ada latihan sendiri tiap hari apa, baru mulai dirintis," pungkasnya.

Baca Juga: 14 Menu Makanan dan Minuman Kesukaan Raja Kraton Yogya 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya