Sampah yang dibuang oleh truk sampah DLH Kota Jogja ke lahan pasir di Bantul. (Dok. Istimewa)
Ketua Asosiasi Petani Pantai Selatan Bantul, Edy Nugroho, mengungkapkan bahwa truk sampah dari DLH Kota Yogyakarta tidak hanya membuang sampah di Kalurahan Poncosari, tetapi juga di Kalurahan Gadingsari, Kapanewon Sanden.
"Kalau saya hitung ada belasan truk sampah yang membuang sampah di lahan pasir milik petani di Kalurahan Gadingsari dan juga petani di Kalurahan Srigading," ungkapnya.
Seperti di Kalurahan Poncosari, sopir truk sampah dari DLH beralasan membuang sampah yang diklaim sebagai pupuk organik atas permintaan petani. Permintaan tersebut diteruskan ke DLH Kota Yogyakarta sehingga dikirimlah pupuk organik yang ternyata adalah sampah.
"Kalau dilihat dari dekat bukan pupuk organik namun beneran sampah, terdapat banyak sampah plastiknya," kata Edy. "Ketika kita konfirmasi kepada petani pemilik lahan pasir mengaku tidak memesan pupuk organik dari DLH Bantul. Namun mereka bersedia diberi pupuk organik tapi bukan sampah," tambahnya.
Atas kejadian tersebut, pihaknya meminta kepada DLH Kota Yogyakarta mengambil kembali sampah yang telah dibuang ke lahan lahan pasir sebab tidak berguna dan mencemari lahan pertanian.
"Kita minta jangan lagi membuang sampah ke lahan pertanian pasir dengan mengelabuhi sampah sebagai pupuk organik," tuturnya.