Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sampah yang dibuang oleh truk sampah DLH Kota Jogja di lahan pasir di Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Intinya sih...

  • Petani lahan pasir di Bantul resah dengan truk sampah DLH Kota Yogyakarta yang membuang sampah di lahan pertanian pasir.
  • Truk diklaim membawa pupuk organik, namun setelah beberapa pekan, petani menemukan campuran plastik sehingga tidak dapat dimanfaatkan.
  • Ketua Asosiasi Petani Pantai Selatan Bantul meminta DLH Kota Yogyakarta mengambil kembali sampah yang mencemari lahan pertanian.

Bantul, IDN Times - Dalam beberapa hari terakhir, petani lahan pasir di Kabupaten Bantul resah dengan tindakan truk milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta yang membuang sampah sembarangan di sejumlah lahan pertanian pasir. Kejadian ini terjadi mulai dari Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan hingga Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden.

Bahkan, petani lahan pasir sempat bersitegang dengan sopir truk sampah DLH Kota Yogyakarta yang hendak membuang sampah yang diklaim sebagai pupuk organik yang diberikan gratis kepada petani lahan pasir.

1. Truk sampah di DLH Kota Jogja buang sampah di sekitar Pantai Kuwaru dan Pantai Cangkring

Joko petani lahan pasir di Kalurahan Poncosari Srandakan Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Salah satu petani lahan pasir di Kalurahan Poncosari, Joko, mengatakan bahwa aktivitas membuang sampah oleh truk dari DLH Kota Yogyakarta telah dimulai sejak dua bulan yang lalu. Truk sampah DLH Kota Yogyakarta ini membuang sampah di lahan pasir di sekitar Pantai Kuwaru dan Pantai Cangkring.

"Saat membuang sampah itu sopir truk DLH Kota Yogyakarta bilang bukan sampah yang dibuang namun pupuk organik yang telah dipesan oleh salah satu petani pemilik lahan pasir," ujarnya, Selasa (2/7/2024).

2. Petani bersitegang dengan sopir truk sampah DLH Kota Jogja

Sampah yang dibuang oleh truk sampah DLH Kota Jogja di lahan pasir Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Awalnya, petani tidak menolak aktivitas tersebut, namun setelah beberapa pekan, pupuk organik yang terkena hujan dan panas mulai menunjukkan campuran plastik sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh petani lahan pasir.

"Setelah dibiarkan sekitar satu bulan muncul sampah plastiknya dan bentuk pupuk keras dan menggumpal," tutur Joko.

Pada Senin (1/7/2024), satu truk dari DLH Kota Yogyakarta hendak membuang sampah yang diklaim sebagai pupuk, namun ditolak oleh petani karena baunya tidak sedap dan terdapat plastik di dalamnya.

"Bahkan petani sempat bersitegang dengan sopir truk sampah sebelum sopir truk sampah membawa pergi truk sampahnya," ucapnya.

3. Belasan truk sampah juga membuang sampah di lahan pasir Kalurahan Gadingsari dan Srigading

Sampah yang dibuang oleh truk sampah DLH Kota Jogja ke lahan pasir di Bantul. (Dok. Istimewa)

Ketua Asosiasi Petani Pantai Selatan Bantul, Edy Nugroho, mengungkapkan bahwa truk sampah dari DLH Kota Yogyakarta tidak hanya membuang sampah di Kalurahan Poncosari, tetapi juga di Kalurahan Gadingsari, Kapanewon Sanden.

"Kalau saya hitung ada belasan truk sampah yang membuang sampah di lahan pasir milik petani di Kalurahan Gadingsari dan juga petani di Kalurahan Srigading," ungkapnya.

Seperti di Kalurahan Poncosari, sopir truk sampah dari DLH beralasan membuang sampah yang diklaim sebagai pupuk organik atas permintaan petani. Permintaan tersebut diteruskan ke DLH Kota Yogyakarta sehingga dikirimlah pupuk organik yang ternyata adalah sampah.

"Kalau dilihat dari dekat bukan pupuk organik namun beneran sampah, terdapat banyak sampah plastiknya," kata Edy. "Ketika kita konfirmasi kepada petani pemilik lahan pasir mengaku tidak memesan pupuk organik dari DLH Bantul. Namun mereka bersedia diberi pupuk organik tapi bukan sampah," tambahnya.

Atas kejadian tersebut, pihaknya meminta kepada DLH Kota Yogyakarta mengambil kembali sampah yang telah dibuang ke lahan lahan pasir sebab tidak berguna dan mencemari lahan pertanian.

"Kita minta jangan lagi membuang sampah ke lahan pertanian pasir dengan mengelabuhi sampah sebagai pupuk organik," tuturnya.

4. Minta DLH Kota Jogja untuk mengambil sampah yang dibuang di lahan pasir

Panewu Sanden, Deni Ngajis Hartono.(Dok.Istimewa)

Sementara itu, Panewu Sanden, Deni Ngajis Hartono, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan di lokasi pembuangan pupuk di lahan pasir di Kalurahan Gadingsari. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak pupuk yang belum terolah dengan baik.

"Atas izin dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, saya sudah konfirmasi ke DLH Kota Yogya dan saya minta tolong kepada DLH Kota Yogya untuk diambil kembali," tuturnya.

Pihak DLH Kota Yogyakarta, lanjut mantan Panewu Dlingo ini, akan menindaklanjuti permintaan tersebut. Namun, pihaknya belum mengetahui kapan pupuk yang belum terolah dengan maksimal itu akan diambil kembali oleh DLH Kota Yogyakarta.

"Saya berharap agar kejadian itu tidak terulang kembali, setidaknya perlu ada komunikasi," ucapnya. "Yang jelas DLH Bantul juga tidak mengetahui adanya pengiriman pupuk organik dari DLH Kota Yogyakarta," tutup dia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team