Trash Barrier Sungai Code Yogya Jaring Sampah Hanyut 200 Kg Sehari

- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta memasang floating trash barrier di Sungai Code dan Winongo.
- Trash barrier mampu menahan sampah hanyut 200 kg per hari, memudahkan pembersihan sampah di sungai, dan efektif mengurangi sampah yang terbawa di aliran sungai.
- Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan wilayah Kota Yogyakarta harus memiliki lingkungan yang higienis demi mendukung aspek kesehatan.
Yogyakarta, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta memasang floating trash barrier atau alat pengadang sampah mengapung di sejumlah sungai. Salah satu trash barrier disebut mampu menahan sampah hanyut sampai 200 kilogram dalam sehari.
1. Empat titik pemasangan trash barrier
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup DLH Kota Yogyakarta, Very Tri Jatmiko menyebut trash barrier dipasang di empat titik, yakni di Sungai Code dan Winongo. Untuk Sungai Code trash barrier dipasang di sisi hulu, yaitu utara Jembatan Sardjito dan sisi tengah di selatan Jembatan Sayidan. Sementara Sungai Winongo pada bagian hulu dipasang di Sungai Buntung dan sisi tengah di Pringgokusuman.
"Sungai Winongo dua titik dan Sungai Code dua titik, masing-masing di hulu dan tengah sungai," kata Very.
Trash barrier sebenarnya pernah dipasang di Sungai Buntung, namun hanyut terbawa aliran sungai sampai wilayah Bantul ketikasaat hujan lebat turun.
2. Tahan 200 kg sampah yang hanyut di sungai
Very menjelaskan, pemasangan floating trash barrier dimaksudkan untuk menahan sampah hanyut dari hulu agar tidak masuk ke kota, serta memudahkan pembersihan sampah di sungai.
Pada tahap awal trash barrier baru dipasang di dua sungai karena selama ini volume sampah kebanyakan dari kedua area itu, khususnya Sungai Code. Namun, DLH Kota Yogyakarta menargetkan pemasangan trash barrier di semua sungai di Kota Yogyakarta.
"Trash barrier ini untuk menangkap sampah agar tidak menyebar di sepanjang badan sungai. Dengan dipasang trash barrier, pembersihan sampah oleh (petugas) ulu-ulu jadi lebih efektif dan efisien, karena sampah terjaring di situ (trash barrier)," jelas Very.
Efektivitas pemasangan trash barrier di sungai terbukti dari volume sampah yang terjaring dari sungai. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mencatat volume sampah dari Sungai Code yang dibersihkan petugas ulu-ulu sungai sebelum trash barrier dipasang rata-rata sekitar 95 kilogram per hari.
Pemasangan trash barrier sejak pertengahan Mei 2025, volume sampah yang diangkut dari Sungai Code, menurut Very, sekitar 200 kilogram per hari.
"Pengambilan sampah yang terjaring di trash barrier setiap hari. Sampah lalu dibawa ke depo sampah yang disepakati. Kami juga memberikan edukasi ke warga sekitar terkait fungsi trash barrier dan harapannya dijaga dan dipelihara masyarakat," tambah Very.
Very menyatakan keberadaan trash barrier juga mampu meminimalisir sampah yang terbawa di aliran sungai di bawahnya. Contoh, trash barrier di selatan jembatan Sayidan, Sungai Code bisa mengurangi sampah yang terbawa ke dam Surokarsan.
3. Targetkan pemasangan di semua sungai Kota Yogyakarta
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan wilayah. Kota Yogyakarta harus memiliki lingkungan yang higienis demi mendukung aspek kesehatan.
Hasto menyampaikan DLH Kota Yogyakarta sudah memasang empat trash barrier di sungai agar sampah tidak masuk ke aliran sungai. Nantinya sampah yang terjaring akan diambil dan dikelola.
“Kita pasang barrier karena kita tidak mau air dari Sleman yang membawa sampah masuk kota. Kita jaring dulu supaya kalau masuk kota sudah tidak membawa sampah. Kita baru pasang barrier yang di hulu, nanti kemudian kita akan tindaklanjuti pasang barrier yang di hilir. Supaya jelas kalau ada sampah di sungai berarti itu sampah dari (warga) kota. Kita harus tegas," pungkas Hasto.