Seminar Repatriasi Naskah Kuno: Mengembalikan Identitas, Menjaga Warisan', dan digelar secara hybrid pada Kamis (18/7/2024). (Dok. Istimewa)
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpusnas RI, Adin Bondar menjelaskan perlunya kebijakan negara yang utuh, yang dituangkan dalam program prioritas pembangunan di Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 - 2029. Kebijakan yang lebih masif perlu didorong.
"Supaya kita punya rencana aksi nasional dan kita turunkan nanti pada peta jalan dan itu revitalisasi naskah manuskrip kuno tadi ada khususnya misalnya mengembalikan naskah yang ada di luar negeri tentang naskah kuno. Repatriasi naskah-naskah kuno, lokal genius, kearifan lokal, perlu menjadi bagian sebuah karakter bangsa yang kuat," jelasnya.
Adin menyebutkan jika desain nasional yang dituangkan dalam RPJMN nantinya pemerintah dan masyarakat berkolaborasi sehingga bisa akan lebih cepat pengembalian naskah naskah kuno tersebut. Ia menambahkan jika semua terealisasi akan memberi multiplier effect, dimana akan terus dikaji melalui riset, dikembangkan buku-buku konten penguatan karakter di sekolah-sekolah berbasis pada budaya tadi.
Seminar nasional diinisiasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) mengangkat tema 'Repatriasi Naskah Kuno: Mengembalikan Identitas, Menjaga Warisan', dan digelar secara hybrid pada Kamis (18/7/2024).
Seminar menghadirkan pembicara Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpusnas RI, Adin Bondar. Guru Besar Filologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Munawar Holil, Prof. Oman Faturahman, lalu Ketua Manassa, Munawar Holil, Deputi Bidang Pengembangan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami. Lalu, Guru Besar FIB Universitas Lancang Kuning Riau, Prof. Junaidi, dan perkwalian dari Yayasan Vasatii Socaning Lokika (Trah HB II), Ananta Hari Noorsasetya.