Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seminar Repatriasi Naskah Kuno: Mengembalikan Identitas, Menjaga Warisan', dan digelar secara hybrid pada Kamis (18/7/2024). (Dok. Istimewa)

Yogyakarta, IDN Times - Akademisi hingga trah keluarga Sri Sultan Hamengku Buwono II, serta perwakilan pemerintah menggelar seminar nasional terkait naskah kuno masa Sri Sultan HB II yang dirampas kolonial Inggris. Diskusi ini mendorong agar naskah-naskah tersebut dapat kembali, dan masuk prioritas di Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 - 2029.

 

1. Manuskrip milik Sri Sultan HB II penting untuk identitas diri bangsa

Seminar Repatriasi Naskah Kuno: Mengembalikan Identitas, Menjaga Warisan', dan digelar secara hybrid pada Kamis (18/7/2024). (Dok. Istimewa)

Guru Besar FIB Universitas Lancang Kuning Riau, Prof. Junaidi menilai repatriasi warisan budaya Sri Sultan HB II merupakan Nation Rigth (Hak Negara). "Manuskrip milik Sri Sultan HB II penting untuk identitas jati diri bangsa yang akan memperkokoh nasionalisme, sekaligus membangkitkan dan menggelorakan semangat kita sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya," kata Prof. Junaidi.

Naskah kuno sangat penting bagi peradaban bangsa, dan harus bisa didapatkan kembali dengan langkah-langkah strategis. "Sebagai warisan intelektual, naskah telah mencatat identitas, karakter, budaya dan sejarah bangsa Indonesia," jelas Prof Junaidi, pada Kamis (18/7/2024).

Pengembalian (repatriasi) aset dan manuskrip milik Sri Sultan HB II sangat penting sebagai sumber sejarah yang dapat dipelajari. "Kita harus strategis, diplomasi dengan negara asing untuk mengembalikan naskah kuno ke Indonesia," ujarnya.

2. Berbagai pihak diharapkan mengambil peran dalam pengembalian naskah

Editorial Team

Tonton lebih seru di