Bupati Sleman, Harda Kiswaya. (Dok. Istimewa)
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah, berharap TK ABA Semesta mampu mengusung perspektif global. Keberadaannya menjadi pelengkap dari sekitar 20 ribu TK ABA yang telah mencatat berbagai prestasi dan penghargaan.
“Semestinya menghadirkan banyak hal, tidak hanya akademis, tapi keberagaman, memberikan perspektif global. Tidak hanya nantinya siswa dari lokal, kita harap TK ABA mendatangkan siswa dari berbagai macam budaya, tradisi dari seluruh Indonesia, bahkan mancanegara,” ujar Salmah.
Ditekankan pula bahwa TK ABA diharapkan dapat menjadi fondasi bagi jenjang pendidikan selanjutnya serta mampu menjawab tantangan global. “Berharap kurikulum berwawasan global, komprehensif dan menekankan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan. Dengan tidak meninggalkan moral, etika, dan rasa berbudaya yang baik, serta berakhlakul karimah,” ungkapnya.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unisa Yogyakarta, Siti Noordjannah, menyadari tantangan besar dalam menghadirkan pendidikan yang berkualitas. Disebutkan bahwa ‘Aisyiyah telah menjadi pelopor pendidikan anak usia dini sejak tahun 1919 melalui Froebel Kindergarten yang kemudian berubah menjadi TK ABA pada Agustus 1924.
“Termasuk di DIY, saat ini telah hadir ribuan PAUD ‘Aisyiyah. Keberadaan TK ABA tentu harus semakin dirawat dan dikembangkan keberadaannya oleh ‘Aisyiyah,” jelas Noordjannah.
Ia menambahkan bahwa kebutuhan terhadap TK dan PAUD semakin meningkat dan menjadi perhatian nasional. “Keperluannya bukan hanya sekadar kuantitas tetapi tentu pendidikan yang berkualitas,” tegasnya.
Apresiasi terhadap pembangunan TK ABA Semesta juga disampaikan oleh Bupati Sleman, Harda Kiswaya. “Ini memperkuat pondasi peradaban melalui pendidikan. Sebagai wadah pembangunan ‘Aisyiyah telah memajukan umat, besar kontribusinya, tidak terhitung,” kata Harda.
Menurutnya, pendidikan anak usia dini merupakan fondasi penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Masa usia dini disebut sebagai periode emas, sehingga menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan seluruh anak memperoleh layanan pendidikan yang layak. “Tidak hanya kurikulum, tapi juga lingkungan belajar, sarana akses merata,” ujar Harda.