BMKG DIY Catat 173 Kegempaan di Zona Megathrust Gunungkidul

Sepekan pascagempa Gunungkidul 

Intinya Sih...

  • BMKG mencatat 173 aktivitas kegempaan pasca Gempa Gunungkidul.
  • Episentrum gempa berada di laut selatan Gunungkidul, dengan variasi magnitudo 1,5 hingga 4.
  • Koordinator Tim Observasi Stasiun Geofisika BMKG DIY meminta masyarakat tak panik dan siap siaga.

Sleman, IDN Times - Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat setidaknya ada 173 aktivitas kegempaan. Data ini merupakan akumulasi sejak Gempa Gunungkidul yang terjadi pekan lalu, Minggu malam (25/8/2024).

1. Tercatat 173 aktivitas kegempaan berkekuatan kecil

BMKG DIY Catat 173 Kegempaan di Zona Megathrust GunungkidulEpisentrum kegempaan yang diterbitkan Stasiun Geofisika BMKG DIY pasca sepekan Gempa Gunungkidul, Minggu (1/9/2024). (Data Stasiun Geofisika BMKG DIY)

Koordinator Tim Observasi Stasiun Geofisika BMKG DIY, Budiarta, menuturkan titik episentrum gempa berada di perairan laut selatan Kabupaten Gunungkidul. Berjarak rata-rata 80 kilometer dari daratan Kabupaten Gunungkidul. Sementara data variasi jarak antara 0 kilometer hingga 120 kilometer.

“Data hingga pagi ini sudah tercatat sebanyak 173 aktivitas kegempaan. Seluruh lokasi atau titik episentrum berdekatan dengan gempa yang terjadi pada pekan lalu,” jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu pagi (1/9/2024).

2. Aktivitas subduksi di wilayah megathrust

BMKG DIY Catat 173 Kegempaan di Zona Megathrust GunungkidulCatatan kegempaan yang diterbitkan Stasiun Geofisika BMKG DIY pasca sepekan Gempa Gunungkidul, Minggu (1/9/2024). (Data Stasiun Geofisika BMKG DIY)

Budi menjelaskan bahwa aktivitas kegempaan ini masih dalam kategori wajar. Dalam artian merupakan aktivitas tektonik lempeng bumi. Penyebabnya adalah subduksi lempeng tektonik. Tepatnya antara lempeng benua Indo-australia dengan lempeng benua Eurasia.

Pergesekan kedua lempeng benua ini, lanjutnya, menyebabkan gempa tektonik dengan episentrum kawasan perairan laut Gunungkidul. Kawasan ini juga dikenal sebagai kawasan megathrust. Tepatnya yang membentang dari sisi Barat Pulau Sumatera hingga kawasan Maluku.

“Aktivitas ini tergolong wajar karena memang kawasan lempeng. Penyebab gempa bumi maupun susulan adalah subduksi atau pergeseran lempeng dari lempeng Indoaustralia ke lempeng Eurasia,” katanya. 

Budi menuturkan kawasan. Mehathrust memang tergolong aktif. Sehingga kegempaan tektonik dapat muncul sewaktu-waktu. Tercatat dengan variasi kekuatan magnitudo yang berbeda-beda.

Kekuatan magnitudo ratusan gempa di kawasan perairan selatan Gunungkidul tergolong kecil. Seismometer Stasiun Geofisika BMKG DIY mencatat magnitudo 1,5 hingga magnitudo 4. Kekuatan ini sudah menurun dari catatan sebelumnya, minimal magnitudo 2,1.

“Tidak ada laporan kerusakan selama gempa ini terjadi. Kekuatan gempa juga tergolong kecil dan tidak terasa getarannya,” ujarnya.

Baca Juga: [BREAKING] Gempa 5,8 M Terjadi di Jogja, Warga Mendengar Suara Keras

3. Muncul gempa bumi di wilayah perairan Bantul dan Pacitan

BMKG DIY Catat 173 Kegempaan di Zona Megathrust GunungkidulAktivitas Kantor Stasiun Geofisika BMKG DIY di Gamping, Sleman. (IDN Times/Arianto/bt)

Seismometer Stasiun Geofisika BMKG DIY juga mencatat kegempaan di wilayah Bantul dan Pacitan. Lokasinya masih sama di perairan Samudera Hindia. 

Budi juga memastikan bahwa kejadian gempa di perairan laut Bantul maupun Pacitan terdapat benang merah. Termasuk dengan gempa utama di wilayah perairan Kabupaten Gunungkidul.

“Dari peta kelihatan masih serangkaian. Masih di zona megathrust,” katanya.

Walau begitu dia meminta agar masyarakat tidak panik. Segera berlindung di naungan yang aman jika gempa terjadi. Selain itu juga memperbaiki konstruksi bangunan yang rusak agar kokoh.

“Sudah ada mitigasi, termasuk dari relawan maupun BPBD. Kami juga menginformasikan secara real-time jika ada gempa maupun tsunami. Ada peringatan melalui aplikasi maupun media sosial BMKG,” ujarnya. 

Baca Juga: CEK FAKTA: Gempa Megathrust Buat Takuti Warga agar Mau Pindah ke IKN?

Arianto Photo Community Writer Arianto

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya