Pasar Beringharjo. (IDN Times/Holy Kartika)
Sebanyak 18 kasus ini sendiri awal mula terdeteksi ketika sang kepala keluarga dalam rumah tersebut meninggal 5 hari usai dinyatakan positif corona awal November 2020 silam. Ia meninggal lantaran terkena penyakit jantung.
Penelusuran kontak mengarah ke seisi penghuni rumah dan hasilnya 17 di antaranya dinyatakan terpapar COVID-19.
Permasalahan muncul ketika ada satu orang lagi dalam anggota kelurga ini dengan catatan tingkat mobilitas tinggi selain yang bekerja di Surabaya.
Adalah istri dari pasien kepala keluarga yang meninggal. Ia adalah seorang pedagang makanan keliling. Satu lokasi berjualan yang sudah diketahui adalah Pasar Beringharjo. Dirinya biasa berjualan ditemani mendiang suami.
"Jadi kan intinya dia pedagang keliling. Salah satu yang dikelilingi Beringharjo, jadi yang sekarang kita cari, kita kejar telusuri adalah seberapa kontak erat yang terjadi antara pedagang keliling ini dengan konsumen atau dengan para pedagang itu," papar Heroe.
Maka dari itu, Pemkot Yogyakarta berencana melaksanakan skrining kepada para pedagang di pasar tradisional tersebut. Sembari mencari tahu lokasi-lokasi berjualan lainnya.
"Sampai saat ini menurut Dinkes dan Disperindag sampai saat ini Beringharjo masih belum perlu ditutup. Tapi kita mengantisupasi dengan teman-teman di Beringharjo memang untuk bercerita kalau kenal. Karena masalahnya pedagang keliling," pungkasnya.