Benteng dan saluran air kuno ditemukan di Museum Sejarah Purbakala Pleret di Kedaton, Pleret, Kabupaten Bantul.(Humas Pemda DIY)
Heri menambahkan ekskavasi yang dilakukan di Situs Keputren ini adalah rangkaian akhir dari penelitian Disbud DIY pada periode 2023. Tim Ekskavasi Keputren, katanya menemukan sejumlah data arkeologi yang signifikan.
Salah satunya adalah temuan arsitektur monumental berwujud struktur bata. Beberapa strukturnya dibangun menggunakan batu andesit yang berasal dari batuan candi berornamen. Ini mirip dengan apa yang dijumpai di Situs Kerto.
Selanjutnya tim menemukan dua buah struktur. Pertama, struktur pondasi berbahan bata dari sebuah tembok yang membujur dari timur ke barat selebar kurang lebih 70 centimeter.
Kedua, struktur tempat fragmen gerabah serta gerabah-gerabah tak utuh ditemukan. Wujudnya menyerupai saluran air dengan orientasi utara-selatan. Wadah-wadah air ini bentuknya bermacam-macam, ada yang tertutup dan terbuka. Wadah air tertutup banyak ditemukan berupa pecahan dari kendi, kemudian wadah air terbuka dengan ukiran yang ditempel.
Temuan-temuan artefak fragmen kuno yang monumental dan signifikan ini, kata Hery, telah didata dan diserahkan kepada Disbud DIY untuk disimpan di Museum Pleret.
Sementara untuk area lahan yang digunakan sebagai lokasi ekskavasi, dikatakan Hery, adalah lahan milik warga bernama Parjinem dan belum dibebaskan Disbud DIY hingga saat ini. Tim Ekskavasi Situs Keputren diberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan setelah selesai akan ditutup atau ditimbun tanah kembali demi alasan keamanan serta pelestarian.
"Harapan kami jika lahan situs ini sudah dibebaskan akan menambah satu klaster lagi yang ada di KCB Kerto-Pleret seperti klaster Masjid Kauman, Klaster Kerto, Klaster Kedaton dan kemungkinan bisa menambah Klaster Keputren. Di Pleret ini juga dijumpai cepuri beteng dalam dan ternyata keberadaan situs Keputren ini berada di sisi utara dari cepuri," jelas Hery.