Tim BRIN Temukan Endapan Tsunami Purba Dekat Bandara YIA

- Riset kebencanaan geologi kian penting. Dalam konteks wilayah rawan bencana, riset kebencanaan geologi menjadi semakin penting untuk memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan mitigasi risiko.
Yogyakarta, IDN Times - Tim riset Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan endapan tsunami purba berusia sekitar 1.800 tahun di beberapa lokasi selatan Jawa. Salah satu endapan tsunami purba berada di area pantai selatan Kulon Progo yang berdekatan dengan kawasan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).
Berdasarkan temuan dari para peneliti tersebut, Periset Sedimentologi BRIN, Purna Sulastya Putra menyoroti berbagai perkembangan pembangunan di sekitar Bandara YIA. Pasalnya, endapan tsunami purba tersebut ditemukan pada jarak sekitar dua kilometer dari bandara YIA.
"Kami juga menemukan lapisan-lapisan yang lebih muda di Kulon Progo. Lapisan-lapisan yang lebih muda ini sebelumnya sudah kami temukan di lokasi lain, seperti di Lebak dan Pangandaran, yang menunjukkan bahwa kejadian tsunami besar kemungkinan telah berulang lebih dari sekali di wilayah ini," ujar Purna dikutip Antara, Rabu (16/7/2025).
1. Peningkatan pembangunan beri dampak positif ekonomi

Menurut Purna, peningkatan aktivitas pembangunan berbagai fasilitas, seperti hotel, restoran, dan lain sebagainya dapat memberikan dampak positif dari sisi ekonomi kepada masyarakat. Hanya, kata Purna, secara tidak langsung menambah kerentanan wilayah terhadap potensi bencana.
Ia menilai perkembangan yang berlangsung secara masif tanpa memperhitungkan risiko kebencanaan justru dapat memperbesar dampak bila terjadi peristiwa ekstrem seperti tsunami.
2. Riset kebencanaan geologi kian penting

Setiap pembangunan yang dilakukan, kata Purna, tentu memiliki manfaat yang besar. Namun, dalam konteks wilayah rawan bencana, penting bagi semua pihak untuk bersama-sama membangun dengan kesadaran risiko dan berpijak pada data ilmiah.
"Dengan pesatnya pembangunan di wilayah ini, riset kebencanaan geologi menjadi semakin penting untuk memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan mitigasi risiko. Salah satunya adalah melalui kajian paleotsunami," jelas Purna.
3. Hasil riset jangan berhenti sebagai dokumen ilmiah

Purna menambahkan melalui kajian kebencanaan seperti ini, BRIN terus mendorong agar sains menjadi bagian tak terpisahkan dari proses perencanaan dan pembangunan, khususnya di wilayah rawan bencana.
Dengan kolaborasi antar-pemangku kepentingan, hasil riset seperti ini diharapkan tidak berhenti sebagai dokumen ilmiah, melainkan menjadi pijakan nyata dalam mewujudkan pembangunan yang adaptif, aman, dan berkelanjutan.