Sleman, IDN Times - Sebanyak 85 siswa dari sejumlah sekolah di Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dibawa ke puskesmas hingga rumah sakit karena diduga mengalami gejala keracunan pangan, Jumat (24/10/2025). Para siswa ini dugaannya mengalami gejala keracunan akibat menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Terjadi Lagi, 85 Siswa di Sleman Diduga Keracunan MBG

Intinya sih...
85 siswa di Sleman diduga keracunan pangan
Gejala keracunan termasuk pusing dan diare
Rata-rata siswa dirawat di puskesmas, satu dirujuk ke rumah sakit
1. Pusing hingga diare
Plt Panewu atau Camat Mlati, Arifin mengatakan, pihaknya meneriman informasi sebanyak 214 siswa dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sleman, SMPN 2 Mlati dan SD Jombor Lor mengalami gejala keracunan.
Hanya saja, pihaknya sejauh ini baru melakukan pendataan berdasarkan siswa-siswi yang dibawa ke Puskesmas Mlati I.
"(Gejala keracunan) pusing, diare, kebanyakan (siswa) SD diare, yang lain ada pusing-pusing," kata Arifin di Puskesmas Mlati I, Jumat.
2. Rata-rata rawat jalan
Arifin merinci, anak-anak yang hari dibawa dan dirawat di Puskesmas Mlati I meliputi 20 siswa dari MAN 3 Sleman; 55 siswa asal SMPN 2 Mlati; dan 13 murid SD Jombor Lor.
"Semua dibawa ke sini, kemudian dicek, sebagian besar cuma dikasih rawat jalan, obat saja, hanya satu yang sempat diinfus cuma itu aja," kata Arifin.
Sebelum mengalami gejala keracunan, kata Arifin, para siswa dari tiga sekolah ini sempat mengonsumsi hidangan MBG produksi SPPG wilayah Tlogoadi pada hari Kamis (23/10/2025). Khusus SD Jombor Lor, para siswanya ternyata juga sempat mengonsumsi hidangan MBG pagi ini.
"(Pemicu gejala keracunan siswa SD Jombor Lor) tidak tahu apakah karena yang tadi pagi atau yang kemarin," imbuh Arifin.
3. Satu dirujuk ke rumah sakit
Arifin juga mengungkap menu MBG yang diproduksi dan dikonsumsi para siswa kemarin meliputi opor ayam, tahu, serta acar. Kendati, untuk yang dikonsumsi para siswa SD Jombor Lor pagi tadi Arifin belum menerima informasi lanjutan.
Terpisah, Kepala Puskesmas Mlati I, Isa Listiyani menyebut dari sekian banyak siswa yang dirawat di puskesmasnya, ada seorang di antaranya yang akhirnya dirujuk ke RSA UGM. "Ya kondisinya lemas," kata Isa.