Dari keterangan Joko, RSA UGM masih mempunyai ruangan yang bisa digunakan untuk melakukan isolasi bagi pasien critical. Dari sekitar 40 kapasitas yang ada, saat ini baru terisi kurang lebih 23 tempat tidur. Begitu pun dengan RSUP Dr Sardjito, pihaknya akan berkoordinasi untuk bisa menambah kapasitas tempat tidur critical bagi pasien COVID-19.
Akan tetapi, pihaknya menemukan kendala lain, yakni dari sisi sumber daya manusia (SDM). Ruang isolasi critical bagi pasien COVID-19 memerlukan SDM yang lebih spesifik. Selain itu, satu tempat tidur critical bagi pasien COVID-19 setidaknya diperlukan 12 perawat. Di mana setiap shift ada tiga perawat yang menjaga.
"Mau menambah isolasi critical ruangan ada, tapi tenaga tidak ada. Kita harus koordinasi dengan rumah sakit yang tidak bisa menambah critical, minta bantuan tenaga untuk dikirim. Rekrutmen belum, mengapa? Perlu orang yang spesifik. Pelatihan sendiri minimal enam bulan untuk perawat," terangnya.