Pakar Kedokteran Nuklir, Johan Mansyur mengatakan hingga saat ini pengobatan teknologi nuklir masih awam bagi masyarakat. Padahal, kata Johan Mansyur dampaknya sangat rendah dibandingkan dengan menggunakan X-Ray atau dengan kemoterapi yang bikin rambut menjadi rontok.
"Jadi masih ada kesan nuklir itu momok padahal teknologi kedokteran nuklir sangat aman dan terbukti para ahli kedoteran nuklir ini punya anak dan tidak mandul karena radiasi," katanya sambil tersenyum.
Kendala lainnya untuk mengembangkan kedokteran nuklir, kata Johan Mansyur adalah keberadaan dokter ahli nuklir di Indonesia masih sangat terbatas. Kini jumlahnya hanya 60 orang saja dan teknologi dan alat kesehatan untuk aplikasi teknologi nuklir dalam bidang kesehatan juga masih mahal.
"Di Indonesia rumah sakit yang sudah menggunakan penyembuhan penyakit kanker dengan teknologi nuklir masih terbatas. Di Medan baru 1 rumah sakit, di Jakarta 7 rumah sakit, di Bandung 2 rumah sakit, di Jateng 1 rumah sakit, dan di Samarinda 1 rumah sakit. Sedangkan di Yogya yaitu RSUP Sardjito masih dalam proses," katanya.