ilustrasi guru (unsplash.com/Herlambang Tinasih Gusti)
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNU Yogyakarta, Mustaghfiroh Rahayu, menambahkan bahwa saat ini guru dituntut menjadi pengajar, pembimbing, penggerak, dan sekaligus penjaga di era digital. Maka dari itu, ia berpandangan, guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat.
"Pelatihan yang berkelanjutan, komunitas belajar yang hidup, serta dukungan institusi yang nyata akan membuat guru tidak berjalan sendirian. Teknologi perlu diperlakukan sebagai sahabat, bukan beban; alat bantu, bukan pusat dari segalanya," ujarnya.
Rahayu melihat, dunia pendidikan di era digital menghadapi tantangan yang jauh lebih besar ketimbang sekadar persoalan koneksi internet dan ketersediaan perangkat. Tantangan terbesar itu adalah memastikan bahwa digitalisasi tidak menghilangkan jati diri pendidikan itu sendiri.
"Kita sedang memasuki masa ketika informasi begitu berlimpah, tetapi kebijaksanaan semakin langka. Ketika teknologi dapat mempercepat pembelajaran, tetapi sekaligus memperlebar jurang mereka yang memiliki dan yang tidak memiliki akses. Ketika kecerdasan buatan mampu membantu, tetapi tidak pernah bisa menggantikan sentuhan kemanusiaan dalam mendidik," papar Rahayu.
Dengan demikian, Rahayu berpendapat jika solusi yang ada sekarang harus bersifat menyeluruh. Literasi digital perlu diperkuat, bukan cuma kemampuan menggunakan perangkat, tetapi juga bagaimana memilah makna, menjaga etika, dan membangun karakter.
"Kita harus memastikan pemerataan akses, agar tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal hanya karena wilayah dan keadaan. Dan kita perlu merumuskan kurikulum yang tidak hanya menyiapkan siswa menghadapi dunia digital, tetapi juga menjadi manusia yang utuh di dalamnya," tegasnya.
Ia menekankan, teknologi akan berubah seiring perkembangan zaman, tetapi misi pendidikan tetap sama: membentuk manusia yang beradab, berilmu, dan berakhlak.
"Di era digital sekalipun, nilai kebijaksanaan dan kemanusiaan itulah yang harus tetap kita jaga sebagai nafas dari seluruh proses pendidikan. Akhlak dan kebijaksanaan menjadi fondasi penting dalam proses pendidikan di era sekarang dan terus menjadi mercusuar dalam proses pendidikan di UNU Jogja," pungkasnya.