Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251128-WA0012.jpg
Pembangunan jembatan darurat di jalan amblas Srikeminut Bantul. (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Alasan perpanjangan masa tanggap darurat jalan amblas di Srikeminut

  • Dua proyek penanganan sedang dikerjakan, termasuk pembangunan badan jalan dan jembatan bambu

  • Pengerjaan proyek darurat diprediksi tidak akan rampung meski masa tanggap darurat diperpanjang hingga 20 Desember 2025

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bantul, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bantul memastikan masa tanggap darurat bencana jalan amblas di Srikeminut, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, diperpanjang hingga dua pekan ke depan. Masa tanggap darurat pertama diketahui berakhir pada Jumat (5/12/2025).

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan perpanjangan ini dipertimbangkan karena intensitas hujan diperkirakan terus meningkat dengan puncaknya pada Februari 2026.

"Pernyataan tanggap darurat ini juga punya konsekuensi hukum artinya kalau kita akan mengeluarkan dana cadangan untuk bencana harus ada pernyataan tanggap darurat yang didasari dengan fakta bukan perkiraan. Nah kalau ini kan jelas terjadi jalan amblas dan pembangunan infrastruktur belum selesai," ujarnya, Jumat (5/12/2025).

1. Alasan masa tanggap darurat jalan amblas di Srikeminut diperpanjang

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih.(IDN Times/Daruwaskita)

Di lokasi jalan amblas, Halim menjelaskan ada dua proyek penanganan yang sedang dikerjakan. Pertama, membangun kembali badan jalan dengan pemasangan bronjong hingga pembuatan saluran air. Kedua, membuat jalan darurat berupa jembatan bambu sepanjang 220 meter dengan lebar dua meter dan tinggi satu meter.

“Keduanya merupakan penanganan sementara karena kami belum menentukan konstruksi permanennya seperti apa. Tanah di lokasi merupakan tanah aluvial yang labil, sehingga harus dikeruk dan diganti tanah dari luar agar lebih stabil,” jelasnya.

Setelah penimbunan selesai, saluran air akan dibuat dari area daratan menuju Sungai Oya. Pada bagian pinggir juga akan dibangun talut bronjong yang diperkirakan menelan anggaran lebih dari Rp2 miliar.

2. Pengerjaan dua proyek darurat diprediksi tidak akan rampung meski masa tanggap darurat diperpanjang

Akses jalan menuju objek wisata Srikeminut Bantul amblas. (IDN Times/Daruwaskita)

Dengan tambahan masa tanggap darurat dua pekan, Halim memperkirakan waktu tersebut masih belum cukup untuk menyelesaikan seluruh proyek darurat. Pasalnya, pengalihan aliran air dan pembuatan alur sungai baru membutuhkan proses yang lebih panjang agar air tidak kembali meluap ke daratan.

“Ya mungkin untuk menyelesaikan proyek darurat itu tidak cukup waktunya meski masa tanggap darurat kita perpanjang,” ujarnya.

3. Perpanjangan masa tanggap darurat hingga 20 Desember 2025

‎Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Mujahid Amrudin. (IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Mujahid Amirudin, membenarkan bahwa perpanjangan masa tanggap darurat dilakukan melihat kondisi lapangan yang masih kompleks.

“Sampai 14 hari ke depan yaitu tanggal 20 Desember, kita perpanjang karena pekerjaan darurat di lapangan belum selesai,” jelasnya.

Mujahid menyebut berbagai pihak termasuk pemerintah desa telah memberikan masukan terkait perlunya tambahan waktu tersebut.

“Pemkab Bantul akan terus memantau perkembangan pekerjaan dan dinamika cuaca, mengingat intensitas hujan diprediksi meningkat hingga memasuki Februari 2026,” pungkasnya.

Editorial Team