Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kedatangan raja dan ratu Belanda di Kraton Yogyakarta. IDN Times/Tunggul Damarjati

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Belanda telah mengembalikan sebilah keris bernama Nogo Siluman, peninggalan Pangeran Diponegoro ke Indonesia.

Keris itu dikembalikan Pemerintah Belanda ke Presiden Joko Widodo melalui Duta Besar Belanda untuk Indonesia. Pusaka itu kini disimpan di Museum Nasional.

Lalu, apa tanggapan Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X soal ini?

1. Sultan tidak mau ambil pusing

Kedatangan raja dan ratu Belanda di Kraton Yogyakarta. IDN Times/Tunggul Damarjati

Sebagaimana diketahui, Pangeran Diponegoro adalah bagian dari keluarga Kerajaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ia merupakan putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III.

Akan tetapi, Sultan mengaku tak terlalu mempermasalahkan ketika Keris Nogo Siluman kepunyaan Diponegoro itu tak disimpan di kerajaannya, melainkan di Museum Nasional.

"Gak apa-apa. Yang penting keris kan kembali. Perkara di Museum Nasional, gak apa-apa," kata Sultan selepas menerima kunjungan Raja Belanda, Willem dan Ratu Maxima di Keraton Yogyakarta, Rabu (11/3).

2. Polemik dugaan keris Pangeran Diponegoro palsu

Presiden Jokowi dan Raja Belanda Willem Alexander di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa 10 Maret 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Setelah Nogo Siluman dipulangkan, muncul kemudian dugaan keris itu palsu. Akan tetapi, Sultan tak mau terlarut dalam isu tersebut.

Pasalnya, Sultan dengan mata kepalanya sendiri belum melihat Keris Nogo Siluman yang dikembalikan itu.

"Tidak tahu (asli atau tidak), wong aku ora nompo (karena bukan saya yang menerima)," tutur Sultan.

3. Harapkan lebih banyak lagi yang dikembalikan

Raja Belanda di keraton Yogyakarta. IDN Times/Tunggul Damarjati

Terlepas dari keris Nogo Siluman dan polemik keasliannya yang dipertanyakan, Sultan memiliki harapan agar bagaimana benda-benda peninggalan bersejarah lain milik Indonesia segera dipulangkan.

Menurut Sultan, masih banyak benda-benda bersejarah milik Indonesia, yang tersimpan tidak hanya di Belanda, namun juga di tempat lain.

"Harapan saya tidak hanya keris, tapi juga seperti naskah-naskah kuno atau barang yang lain juga memungkinkan dikembalikan," tandasnya.

Editorial Team