Ilustrasi bus wisata ke Pantai Depok. (IDN Times/Daruwaskita)
Marketing Arra Tour, Boim, membenarkan adanya kesepakatan tidak tertulis dari sejumlah biro perjalanan wisata di Yogyakarta untuk tidak mempromosikan Jawa Barat sebagai destinasi wisata. Namun, menurutnya, kesepakatan itu bersifat pribadi, bukan atas nama organisasi.
Kendati, ia menilai biro perjalanan di Yogyakarta tak terlalu terdampak atas kebijakan tersebut. Dampak dari larangan study tour paling dirasakan oleh hotel, restoran, objek wisata serta pelaku wisata di objek wisata.
"Sebenarnya kalau biro perjalanan wisata itu tidak ada dampaknya khususnya di Yogyakarta ya. Kalau di Jawa Barat jelas terkena imbasnya sangat berat," katanya. "Kan ada hotel atau restoran yang juga memiliki biro perjalanan wisata. Itu yang terdampak. Kalau murni usaha biro perjalanan wisata di Yogyakarta, tidak ada dampaknya," imbuh Boim.
Di sisi lain, ustru mendukung kebijakan Gubernur Jawa Barat soal larangan study tour pelajar. Ia menilai panitia study tour kerap bertindak semena-mena dalam menentukan biaya kepada orang tua murid.
"Kita itu juga memiliki biro perjalanan wisata di Jawa Barat. Jadi mark up biaya study tour bisa sampai Rp600 ribu untuk setiap siswa. Kita juga terkadang kasihan kepada orang tua siswa," ucapnya. "Sebenarnya manajemen panitia study tour yang harus dibenahi sehingga biaya relatif terjangkau," tutup dia.