Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Staklim BMKG DIY Sebut Musim Kemarau Berakhir September

Suasana Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Senin (12/8/2024). (IDN Times/Arianto)
Intinya sih...
  • Prediksi iklim DIY hingga September 2024: angin dari arah timur-tenggara, kondisi netral ENSO dan DMI, MJO tidak aktif, potensi hujan rendah
  • Potensi hujan di DIY: diprediksi rendah hingga menengah pada Oktober 2024, kriteria tinggi di November 2024 dengan curah hujan berkisar 201-500 mm
  • Puncak musim kemarau: terjadi sejak Juli 2024, berdampak kekeringan, kebakaran hutan, berkurangnya ketersediaan air bersih, dan ancaman bencana kekeringan meteorologis

Sleman, IDN Times - Stasiun Klimatologi (Staklim) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sleman menerbitkan prediksi iklim di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga medio September 2024. Acuannya adalah angin di wilayah Indonesia selatan ekuator bertiup dari arah timur-tenggara. Kondisi ini mengindikasikan Monsoon Australia dalam intensitas kuat.

Berdasarkan analisis indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) sampai pada dasarian II Agustus 2024 menunjukkan kondisi netral. Selain itu La Nina diprediksi melemah pada Oktober 2024. Analisis Dipole Mode Indeks (DMI) sampai pada dasarian II Agustus 2024 dalam kategori netral dan diprediksi tetap dalam kondisi netral hingga Februari 2025.

Acuan lain adalah analisis Madden Julian Oscillation (MJO) pada dasarian II Agustus 2024 tidak aktif di wilayah Indonesia. Analisis anomali suhu muka air laut di perairan selatan DIY antara -3.0°C sampai dengan -1.0°C atau dalam kategori dingin. Sementara kondisi normalnya dengan suhu berkisar antara 21°C sampai dengan 26°C.

1. Potensi muncul hujan kriteria rendah

Ilustrasi cuaca ekstrem. (IDN Times/Mardya Shakti)

Berdasarkan kondisi di atas, maka tetap ada potensi kemunculan hujan di wilayah DIY. Kemunculan hujan diprediksi pada tiga dasarian ke depan diawali 20 Agustus 2024 hingga 10 September 2024. Walau begitu potensi hujan terjadi berkisar antara 0-20 mm dengan kriteria rendah.

“Dalam tiga bulan ke depan, curah hujan di wilayah DIY diprediksi rendah selama bulan September, lalu kriteria rendah hingga menengah pada Oktober 2024 dan kriteria menengah atau tinggi memasuki November 2024. Kriteria tinggi ini curah hujannya berkisar 201 hingga di atas 500 mm,” jelas Kepala Staklim BMKG Sleman, Reni Kraningtyas, melalui sambungan telepon, Selasa malam (20/8/2024).  

2. Prediksi musim kemarau 2024

Suasana Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta, Senin (12/8/2024). (IDN Times/Arianto)

Berdasarkan data yang sama, tercatat pula prediksi musim kemarau di wilayah DIY. Untuk saat ini sudah memasuki puncak musim kemarau. Terbukti dengan fenomena hari tanpa hujan di seluruh wilayah Kabupaten dan Kota di DIY. 

Reni menuturkan puncak musim kemarau sudah diawali sejak Juli 2024. Selanjutnya mendekati puncaknya pada Agustus 2024. Kondisi ini berdampak pada kekeringan di sejumlah wilayah, khususnya yang tak memiliki sumber dan cadangan air. 

“Puncak musim kemarau tahun ini sudah mulai sejak Juli dan puncaknya Agustus. Sementara prediksi akhir musim kemarau pada bulan September dasarian I hingga dasarian III. Dasarian ini hitungannya per 10 hari,” kata Reni. 

3. Waspadai Kekeringan Hingga Kebakaran Lahan

Plang petunjuk jalan di kawasan Tugu Pal Putih Yogyakarta, Senin (12/8/2024). (IDN Times/Arianto)

Atas catatan ini, Staklim BMKG Sleman mengimbau Pemerintah Daerah, institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif. Paling utama adalah ancaman bencana kekeringan meteorologis. Berdampak dengan munculnya kebakaran hutan dan lahan serta berkurangnya ketersediaan air bersih.

Kondisi iklim saat musim kemarau juga berdampak kepada musim tanam petani. Diawali dengan minimnya sumber pengairan. Sehingga wajib diimbangi dengan pola tanam yang sesuai agar tidak mengalami gagal tanam dan panen. 

“Kemarau ini udaranya kering dan anginnya cukup kencang. Bisa berpotensi terjadi kebakaran lahan atau hutan bahkan saat malam sekalipun. Terlebih jika ada pemicu api yang disengaja atau teledor,” tutup Reni.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arianto
EditorArianto
Follow Us