Sleman, IDN Times – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, mendorong pelestarian batik agar tetap eksis dari masa ke masa. Regenerasi pembatik dan penerapan teknologi dinilai penting untuk melestarikan seni ini.
Sri Sultan HB X menjelaskan bahwa di masa lalu, seni batik tidak hanya melatih keterampilan, tapi juga mengajarkan etika dan estetika, khususnya bagi perempuan Jawa. Batik telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat dan digunakan untuk menandai peristiwa penting dalam kehidupan manusia Jawa.
Batik terus berkembang dengan ragam corak yang artistik, melalui proses akulturasi budaya Hindu, Eropa, dan Cina. Unsur-unsur seperti burung phoenix, naga, dan fenomena alam menjadi bukti pengaruh budaya tersebut, memperkaya Batik Nusantara.
“Lembar batik yang cantik itu, tak hanya elok secara harfiah, namun juga simbolik. Selain unsur simbolis yang pekat makna, unsur yang kuat lainnya adalah proses pengerjaannya yang rumit, yang memerlukan ketelitian, dan penguasaan teknologi bahan dan proses. Sehingga sudah selayaknya, batik sebagai pusaka budaya, harus dilestarikan keberadaannya, sekaligus dikembangkan corak dan motifnya sesuai perkembangan zaman,” ucap Sri Sultan HB X, di Rama Shinta Garden Resto, Taman Wisata Candi Prambanan, Senin (14/10/2024) malam.