Dua montir mengecek mesin bajaj di gudang bajaj Maxride Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Salah satu pengemudi bajaj Maxride, Aziz Imam meminta agaran aturan atau SE yang ada diperjelas. Dirinya juga berharap ada keterlibatan para pengemudi untuk merumuskan aturan yang sesuai. “Menurut saya, terkait SE dari wali kota masih perlu diperinci. Kendaraan roda tiga bermotor itu apakah hanya bajaj, atau termasuk di dalamnya bentor,” ucap Aziz.
Selain keterlibatan driver untuk perumusan kebijakan. Ia berharap aturan yang ada dapat segera dituntaskan. Diungkapkannya sejak muncul SE pengguna transportasi bajaj berkurang karena keraguan masyarakat.
Adapun wisatawan bernama Betti berasal dari Jakarta juga merasakan manfaat kehadiran Bajaj Maxride. Betti mangku semenjak berada di Jogja sering menggunakan Bajaj Maxride ke Pasar. “Nyaman dan lega bisa untuk bawa banyak barang, feelnya juga beda kaya pas saya sering naik bajaj yang ada di Jakarta. Aplikasinya juga jelas, tinggal klik, tarifnya langsung muncul,” ucap Betti.
Ada juga wisatawan asal Bandung, bernama Imas yang sedang melancong di DIY. “Kalau pakai Bajaj Maxride untuk jemput saya pas di stasiun, apalagi pas bawa koper dan barang barang banyak tuh enak banget, biasa cewe kan kalo bawa tas gabisa cuma satu ya. Yahh nyamanlah intinya soalnya ketutup dan gak panas, hari ini saya nyoba naik lagi main ke Beringharjo mau belanja daster, pulangnya mau pesen Bajaj lagi dong pastinya, enak soalnya buat bawa banyak barang, aa drivernya juga baik-baik kemarin mau bantu angkatin barang saya,” ucap Imas.