Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sejumlah buruh mengangkut bawang merah ke atas truk di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/6/2019). (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Sleman, IDN Times - Kemarau panjang berdampak pada persediaan bawang merah dan daging sapi di  Sleman. "Pada kemarau tahun ini Sleman mengalami defisit daging sapi dan bawang merah, untuk itu kami telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi," kata Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono, Selasa (22/8/2023).

Suparmono menambahkan sampai minggu ketiga Agustus, produksi bawang merah mencapai 25,9 ton, sedangkan untuk konsumsi di masyarakat terhadap komoditas tersebut mencapai 179 ton per bulan.

"Sehingga Kabupaten Sleman masih defisit sekitar 153 ton untuk komoditas bawang merah," katanya.

1. Kabupaten Sleman defisit daging sapi 15 ton

Ilustrasi daging sapi (pixabay.com/ReinhardThrainer)

Menurut Suparmono, untuk komoditas daging sapi, produksi di Sleman mencapai 16 ton per bulan, angka ini belum mencukupi kebutuhan masyarakat sebesar 31 ton per bulan.
"Komoditas daging sapi di Sleman masih defisit sebesar 15 ton," ungkapnya dikutip Antara.

 

2. Datangkan pasokan dari luar daerah

ilustrasi tempat penjual daging sapi (unsplash.com/毛 祥)

Suparmono mengatakan, sebagai solusi jangka pendek yang dapat dilakukan saat ini yakni dengan mendatangkan pasokan dua komoditas tersebut dari luar daerah.

"Sedangkan untuk jangka panjangnya, kami akan berusaha mengembangkan sendiri bawang merah agar tidak lagi mengandalkan pasokan dari luar daerah," ujarnya.

3. Pemkab Sleman berharap dapat cukupi kebutuhan sendiri

ilustrasi bawang merah (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Suparmono menjelaskan ditargetkan dalam waktu tiga hingga empat tahun ke depan Kabupaten Sleman dapat mencukupi sendiri kebutuhan bawang merah. "Kami optimistis dapat mengembangkan komoditas bawang merah, karena beberapa wilayah di Sleman ini cocok untuk tanaman bawang merah," ujarnya.

Editorial Team