Awan Panas Guguran Gunung Merapi, Senin (1/7/2024). (Dok. Istimewa)
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, menjelaskan sejak 5 November 2020 aktivitas Gunung Merapi berstatus Siaga (Level III), dengan ancaman utama awan panas guguran dominan mengarah ke Barat Daya. Ancaman risiko bencana erupsi dapat menjangkau wilayah desa-desa, termasuk sekolah-sekolah yang berada di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.
Dari kenyataan di lapangan tersebut maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan, oleh ancaman bahaya Gunung Merapi, salah satunya adalah penyebaran informasi ancaman bahaya terkini dan upaya kesiapsiagaan warga sekolah melalui kegiatan WLPB Goes To School.
“Demikian juga dengan warga Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari individu dengan berbagai jenis kebutuhan khusus seperti mobilitas terbatas, gangguan penglihatan atau pendengaran, serta keterbatasan kognitif, sering kali menjadi kelompok yang paling rentan dalam situasi darurat bencana,” ujar Agus, Kamis (18/7/2024).
Dalam konteks SLB, pendidikan mengenai penanggulangan bencana tidak hanya penting untuk keselamatan siswa dan staf, tetapi juga untuk membangun kemandirian mereka dalam menghadapi ancaman yang dapat datang kapan saja.