Sepanjang Januari-Maret, 4 Warga Sleman Meninggal karena Leptospirosis

Pasien memiliki penyakit penyerta

Sleman, IDN Times - Dari periode Januari hingga awal Maret 2020, sebanyak 4 warga Sleman diketahui meninggal karena penyakit leptospirosis.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo menjelaskan, untuk jumlah kasus leptospirosis di Sleman cenderung mengalami peningkatan, yakni terdapat 37 kasus di periode Januari-Maret 2020.

Baca Juga: Menurut Riset, Golongan Darah O Lebih Kebal terhadap Virus Corona

1. Menyerang di daerah yang memiliki persawahan luas

Sepanjang Januari-Maret, 4 Warga Sleman Meninggal karena LeptospirosisMina Padi di Dusun Samberembe. IDN Times/Siti Umaiyah

Joko menjelaskan, 37 kasus leptospirosis tersebut kebanyakan berasal dari daerah yang memiliki persawahan yang luas. Seperti Minggir, Prambanan, serta Moyudan.

"Di Kabupaten Sleman mungkin kita terlena mengurusi COVID-19, jadi (leptospirosis) agak meningkat. Kemarin kematian ada 4 terakhir. Menyerang di kebanyakan di daerah sawah," paparnya pada Kamis (19/3).

2. Meninggal lantaran memiliki penyakit penyerta

Sepanjang Januari-Maret, 4 Warga Sleman Meninggal karena Leptospirosismedicalnewstoday.com

Joko menjelaskan, untuk kasus kematian sendiri bukan semata-mata hanya karena leptospirosis saja, namun yang bersangkutan sebelumnya juga memiliki penyakit penyerta, seperti jantung maupun ginjal. Selain itu, juga karena tata laksana penanganan yang kurang sesuai standar.

"Leptospirosis gejalanya demam tidak tinggi, yang spesifik ada gejala sakit kuning, matanya kuning, buang air kecil agak merah seperti teh, dan yang lebih spesifik lagi betisnya nyeri," terangnya.

3. Pola hidup sehat jadi kunci

Sepanjang Januari-Maret, 4 Warga Sleman Meninggal karena LeptospirosisIlustrasi cuci tangan. IDN Times/Daruwaskita

Menurut Joko, ketika seseorang memiliki keluhan seperti hal di atas, harus segera memeriksa diri sedini mungkin. Untuk pencegahan sendiri, kunci utamanya adalah perilaku hidup sehat dan selalu menjaga kebersihan lingkungan.

"Kalau ada keluhan itu harus langsung periksa. Kita sudah kondisikan puskesmas dan dokter praktek swasta untuk mewaspadai kalau ada orang dengan gejala itu. Jangan diabaikan karena puskesmas kita sudah ada alat yang bisa skrining," jelasnya.

Baca Juga: 80 Ton Beras Disiapkan untuk Antisipasi KLB Virus Corona

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya