Pakar UGM: Hampir Semua Wilayah Indonesia Terdampak La Nina

Namun tingkat risikonya berbeda, bagaimana penjelasannya?

Sleman, IDN Times - Pakar Iklim dan Bencana Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani, menjelaskan jika diperkirakan hampir semua wilayah indonesia terkena dampak La Nina. Namun demikian, tingkat risiko antar wilayah tidak sama.

Baca Juga: Fenomena La Nina, Harga Cabai Lahan Pasir di Bantul Meroket

1. La Nina akan berdampak bagi bencana banjir dan tanah longsor

Pakar UGM: Hampir Semua Wilayah Indonesia Terdampak La NinaPetugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet saat banjir di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Emilya menjelaskan, La Nina merupakan fenomena peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian barat sehingga berdampak terjadi pergerakan massa di kawasan tersebut termasuk Indonesia dan Asia Tenggara dengan membawa banyak uap yang menghasilkan hujan dengan intensitas yang lebih tinggi.

Saat ini Indonesia sedang mengalami musim penghujan. Adanya La Nina ditambah musim penghujan justru meningkatkan peluang terjadinya hujan yang cukup tinggi. Menjelang akhir tahun ini, Indonesia diprediksi akan menghadapi La Nina sehingga akan berdampak bagi bencana banjir dan tanah longsor.

"Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat harus waspada akan dampak bencana tersebut," ungkapnya pada Rabu (24/11/2021).

2. Jika muncul siklon, potensi curah hujan akan tinggi

Pakar UGM: Hampir Semua Wilayah Indonesia Terdampak La NinaIlustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut Emilya, dampak yang dirasakan adanya La Nina ini adalah hujan yang cukup tinggi. Bahkan di beberapa tempat menghasilkan hujan ekstrem di atas 100 mm/hari sehingga dapat menimbulkan beberapa bencana antara lain banjir, longsor yang biasa disebut sebagai bencana hidrometeorologis.

Dia menjelaskan, meski La Nina merupakan fenomena iklim dengan siklus tahunan per 2, 3, 5, 7 tahunan sekali, namun bukan hanya La Nina saja, bila ada siklon, maka potensi curah hujan yang turun di wilayah Indonesia akan tinggi dan berisiko menciptakan bencana.

“Siklon juga menambah bencana gelombang tinggi di pesisir dan gelombang badai. Bila terjadi siklon maka mempunyai potensi dampak hingga wilayah 500 km dari pusat siklon dan karena siklon terbentuk di lautan, dampak langsung memang bagi wilayah pesisir. Wilayah lain yang masih terpengaruh oleh jarak dari pusat siklon juga akan terpengaruh,” katanya.

3. Wilayah rawan harus segera melakukan mitigasi

Pakar UGM: Hampir Semua Wilayah Indonesia Terdampak La NinaANTARA FOTO/Galih Pradipta

Emilya mengungkapkan, wilayah-wilayah yang rawan memiliki potensi banjir dan longsor seharusnya sudah melakukan mitigasi saat BMKG mulai mengeluarkan prediksi. Setiap ada curah hujan lebat, penduduk sudah harus melakukan evakuasi ke tempat yang aman yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat.

"Perlu ada ronda malam untuk antisipasi banjir dan longsor sehingga cepat diketahui. Tetapi kalau di wilayah tersebut sudah ada alat alarm bencana longsor maka diikuti saja bunyi sirine bencananya,” katanya.

Baca Juga: Pakar UGM: Mentalitas Miskin Bikin Bansos Salah Sasaran

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya