UGM Dukung Program Kampus Merdeka Kemendikbud

UGM siap lakukan pembenahan

Sleman, IDN Times - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Makarim telah meluncurkan program Kampus Merdeka. Program tersebut terdiri dari empat kebijakan, antara lain merdeka dalam membuka program studi baru, merdeka dalam perubahan sistem akreditasi kampus, merdeka bagi status kampus menjadi Badan Hukum dan mahasiswa untuk bisa magang selama 3 semester.

Berkaitan dengan hal tersebut, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Panut Mulyono mengaku sangat mendukung program Kampus Merdeka yang telah digaungkan Mendikbud. UGM pun siap melakukan pembenahan dan penyesuaian agar bisa mencapai tujuan utama program Kampus Merdeka.

Baca Juga: Ini 4 Kebijakan Kampus Merdeka yang Dicanangkan Mendikbud

1. Banyak hal yang akan dibenahi

UGM Dukung Program Kampus Merdeka KemendikbudRektor UGM Panut Mulyono. IDN Times/Siti Umaiyah

Panut menjelaskan, kebijakan Kampus Merdeka merupakan pola baru sistem pembelajaran di perguruan tinggi Indonesia. Dengan demikian, akan ada banyak hal yang harus dibenahi dan disesuaikan mulai dari kurikulum, dosen, sistem informasi, dan sebagainya.

“Saya berharap UGM menjadi leader dan trendsetter transformasi pembelajaran 4.0,” ungkapnya pada Minggu (26/1).

2. Lakukan penyesuaian kurikulum

UGM Dukung Program Kampus Merdeka KemendikbudNadiem Makarim di Kemendikbud (IDN Times/Ileny Rizky)

Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA), Hatma Suryatmojo mengatakan, UGM selalu melakukan penyesuaian dan inovasi kurikulum untuk merespons perubahan dan tuntutan di tingkat lokal, regional hingga global.

Pada tahun 2016 lalu, UGM meluncurkan Kerangka Dasar Kurikulum (KDK) sebagai panduan pengembangan kurikulum di seluruh program studi. Seiring dengan perkembangan kebutuhan ekosistem pendidikan yang selaras dengan inovasi-inovasi hasil revolusi industri 4.0 dan pendidikan berbasis luaran (outcome based education), maka dibutuhkan penyesuaian dan penyempurnaan KDK.

Hatma menjelaskan, kebijakan Mendikbud tentang Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka telah memberikan peluang besar dan gayut dengan apa yang sedang dikembangkan oleh tim kurikulum UGM.

"Pada pertengahan tahun 2019, rektorat membentuk tim perumus Kurikulum UGM yang terdiri dari unit PIKA, Direktorat Pendidikan dan Pengajaran (DPP) dan Kantor Jaminan Mutu (KJM). Kajian terhadap berbagai kebijakan, kebutuhan ketrampilan dan kompetensi Abad 21, fleksibilitas belajar, sinergi bersama mitra untuk pengembangan kompetensi dan pemanfaatan teknologi digital untuk pembelajaran dan diseminasi," jelasnya.

3. Otonomi pembukaan prodi berikan peluang kepada perguruan tinggi

UGM Dukung Program Kampus Merdeka KemendikbudHumas UGM

Menurut Hatma, fleksibilitas dan otonomi pembukaan prodi secara mandiri akan mendorong sinergi dan kemitraan strategis dari dalam dan luar negeri. Lembaga-lembaga internasional, perusahaan-perusahaan kelas dunia hingga perguruan tinggi top rangking akan makin menguatkan kelahiran prodi-prodi baru yang menyinergikan PT, industri dan pemerintah sehingga lulusannya akan makin cepat terserap pasar maupun mandiri dalam kewirausahaan sosial.

Kemerdekaan itu juga memberikan peluang untuk mengembangkan program-program magang/internship dan immersion bersama profesional, alumni, praktisi dan mitra strategis UGM.

“Hambatan tentu selalu ada, namun dengan kesempatan yang diberikan oleh Kemendikbud harus direspons sebagai sebuah peluang untuk melakukan loncatan besar menuju kemandirian dan keunggulan UGM di kancah nasional dan global,” terangnya.

Baca Juga: Resistensi Antibiotik Marak, Mahasiswa UGM Inisiasi Gerakan SNARE

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya