TPST Piyungan Bantul Ditutup, Truk Sampah di Sleman Parkir di Depo  

Setiap hari di Sleman terdapat 706 ton sampah

Sleman, IDN Times - Imbas ditutupnya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul sejak Kamis (20/1/2022), truk pengangkut sampah dari Kabupaten Sleman terpaksa parkir di depo.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Ephiphana Kristiyani, truk pengangkut sampah hanya putar balik dengan sampah yang belum terbuang. 

"Truk kita tidak bisa masuk ke sana (TPST Piyungan) jadi balik, lalu kami pool dulu. Truknya kan masih ada sampahnya," ungkapnya pada Jumat (21/1/2022).

1. Setiap hari di Sleman terdapat 706 ton sampah

TPST Piyungan Bantul Ditutup, Truk Sampah di Sleman Parkir di Depo  Ilustrasi sampah (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Volume sampah di Kabupaten Sleman dalam sehari mencapai 706, 77 ton, sedangkan DLH Sleman memiliki sebanyak 34 truk pengangkut sampah.

"Informasi TPST ditutup itu sudah kami share lewat pengangkut sampah, mestinya masyarakat bisa memahami artinya dalam hari-hari ini berupaya untuk meminimalisir sampah. Jadi harus ditahan-tahan," terangnya.

2. Upaya pengurangan sampah

TPST Piyungan Bantul Ditutup, Truk Sampah di Sleman Parkir di Depo  Ilustrasi sampah (Dok.IDN Times/Istimewa)

Menurut Ephi, upaya untuk mengurangi sampah di antaranya dengan menerapkan teknologi pembuatan magot, eko enzim, kompos maupun melakukan daur ulang sampah menjadi produk yang bisa dimanfaatkan.

"Kita juga punya sejumlah TPS 3R, kita akan mengaktifkan itu di sejumlah tempat. Seperti di Turi membuat paving block atau conblock dengan kombinasi plastik yang di cacah dan pasir, tanpa semen. Ini akan banyak mengurangi plastik," terangnya.

Baca Juga: Sopir Truk Sampah Curhat Antre Berjam-jam di TPST Piyungan

3. Sleman targetkan mempunyai TPST tahun 2023

TPST Piyungan Bantul Ditutup, Truk Sampah di Sleman Parkir di Depo  IDN Times/Daruwaskita

Cara lain agar tidak terlalu bergantung dengan TPST Piyungan, pihaknya telah menyiapkan rencana pembuatan TPST tersendiri. Saat ini rencana pembuatan dalam tahap pembahasan lahan. 

"Kami berupaya untuk segera mewujudkan TPST sendiri, target mungkin tahun 2023. Akan diterapkan teknologi tertentu di sana agar tidak hanya menampung sampah saja," paparnya.

Selain itu, penting untuk mengedukasi masyarakat mengurangi sampah, terutama sampah yang sulit terurai.

"Misal di dalam tempat makanan, kami sarankan tidak menggunakan plastik lagi. Bisa menggunakan daun pisang, kalau plastik sulit terdegradasi. Kami memohon ke masyarakat agar tidak terbiasa menimbulkan sampah," terangnya.

 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya