Tashoora Ikut Turun dalam Aksi Tolak Omnibus Law di Gejayan

RUU Ketahanan Keluarga dianggap melecehkan peran perempuan

Sleman, IDN Times - Band indie Tashoora ikut turun dalam Aksi Mosi Parlemen Jalanan yang diadakan oleh Aliansi Rakyat Bergerak di Pertigaan Gejayan pada Senin (9/3).

Gusti Arirang, vokalis dan basis Tashoora mengungkapkan, keikutsertaannya dalam aksi kali ini lantaran ada berbagai kebijakan dalam Omnibus Law yang dinilai merugikan rakyat.

Baca Juga: Hari Ini Aksi Mosi Parlemen Jalanan: Gagalkan Omnibus Law! (3)

1. Gagalkan Omnibuslaw

Tashoora Ikut Turun dalam Aksi Tolak Omnibus Law di GejayanDua personel Tashoora, Danang Joedodarmo (kiri) dan Gusti Arirang (kanan) ikut aksi tolak Omnibus Law di Gejayan, Senin (9/3). IDN Times/Siti Umaiyah

Gusti menyebutkan keikutsertaannya turun ke jalan bertujuan untuk menggagalkan Omnibuslaw yang tidak memihak ke rakyat. Selain Omnibus Law, RUU Ketahanan Keluarga juga dianggap mendiskreditkan atau melecehkan peran perempuan.

"Kami di sini bareng-bareng berusaha menggagalkan Omnibus Law dan juga menggagalkan RUU Ketahanan Keluarga. Secara khusus kami bersama-sama berusaha menggagalkan usaha pemerintah yang mendiskreditkan atau melecehkan dan merendahkan peran perempuan," katanya pada Senin (9/3).

2. Rakyat harus rapatkan barisan

Tashoora Ikut Turun dalam Aksi Tolak Omnibus Law di GejayanIDN Times/Siti Umaiyah

Danang Joedodarmo, vokalis sekaligus gitaris Tashoora menyebutkan, perlawanan dalam menggagalkan Omnibus Law dan segala RUU yang tidak memihak harus dilakukan secara bersama-sama.

"Melihat perlawanan yang kita lakukan pada RKUHP dan UU KPK kembali menguatkan fakta bahwa melawan pembuatan RUU yang awur-awuran harus jalan bareng. Rakyat harus merapatkan barisan. Harus saling menguatkan karena jelas pemerintah tidak punya keberpihakan terhadap kemanusiaan," ungkapnya.

3. Konsolidasi 24 jam

Tashoora Ikut Turun dalam Aksi Tolak Omnibus Law di GejayanIDN Times/Siti Umaiyah

Sementara itu, Ikhwan Hastanto atau Awan, vokalis sekaligus gitaris Tashoora menyebutkan, ketika pemerintah bermaksud menguasai sumber daya negara ini dengan cara berkonsolidasi selama 24 jam, maka sebagai rakyat juga harus berkonsolidasi untuk melawan hal tersebut.

"Karena kita bagian dari rakyat, ketika pemerintah kita anggap salah, kita anggap berkonsolidasi 24 jam sehari untuk menguasai resource negara ini, kita sebagai rakyat hal yang kita lakukan sebagai rakyat harus berkonsolidasi juga. Kita harus bisa melakukan hal serupa untuk bisa melawan itu semua," jelasnya.

Baca Juga: 700 Personel Polisi, Amankan Aksi Mosi Parlemen Jalanan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya