Suka Duka Perawat Kala Pandemik: Orang Dekat Saya, Sudah Parno Duluan

Yang paling terasa adalah berubahnya kehidupan di RS

Sleman, IDN Times - Di masa pandemik COVID-19, banyak suka duka yang dialami oleh tenaga kesehatan, termasuk perawat. Selain harus merawat pasien yang tengah sakit, mereka juga harus ekstra menjaga kesehatan agar tidak terpapar virus corona.

Zefanya Tan, perawat di salah satu rumah sakit swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkapkan, banyak hal yang berubah selama satu tahun belakangan ini. Selain dalam hal pekerjaan, juga kehidupan sehari-hari yang dijalani. Bahkan, tidak jarang ada yang merasa tidak nyaman ketika berdekatan dengan dirinya.

"Kalau orang sekitar jadi insecure dekat sama aku iya, jadi kayak orang dekat sama aku sudah parno duluan. Tapi intimidasi ga ada," ungkapnya pada Jumat (19/3/2021).

Baca Juga: Transpuan di Masa Pandemik: Pekerjaan Sirna, Bansos Tak Kunjung Tiba

1. Kehidupan di RS berubah

Suka Duka Perawat Kala Pandemik: Orang Dekat Saya, Sudah Parno DuluanIlustrasi. Petugas medis yang tangani pasien COVID-19 harus mengenakan alat pelindung diri atau APD (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Zefanya yang sudah bekerja selama kurang lebih 7 tahun belakangan mengungkapkan, banyak kehidupan di RS yang berubah setelah adanya COVID-19. Dirinya yang dulu bisa lebih leluasa saat bekerja, sekarang saat bekerja dirinya harus menggunakan APD, menerapkan protokol dengan sangat ketat dan benar-benar hati-hati saat berhadapan dengan pasien.

"Kalau sekarang ke mana-mana harus pakai masker topi tidak boleh dilepas saat kerja, tetap jaga jarak, yang benar-benar ada kebiasaan berubah semua. New normal itu, kehidupan di RS jadi new normal," terangnya.

2. Sempat merasa stres

Suka Duka Perawat Kala Pandemik: Orang Dekat Saya, Sudah Parno DuluanSeorang perawat beristirahat saat shift malam di sebuah rumah sakit di Cremona, Italia, Minggu (8/3/2020), pada foto yang didapat dari media sosial (ANTARA FOTO/Francesca Mangiatordi/@france_exa)

Meskipun tidak dihadapkan secara langsung menangani pasien COVID-19, Zefanya mengungkapkan dirinya juga sempat merasakan stres dan ketakutan saat bekerja. Apalagi ketika ada pasien yang dirawatnya dinyatakan positif COVID-19, perasaan semakin takut muncul.

"Takut tertular pasti ada, apalagi kalau pas sedang pakai masker satu lapis, terus tahu-tahu pasien dinyatakan COVID-19, itu ngeri-ngeri gimana. Tapi Puji Tuhan, yang penting niatnya tulus aja. Ya kalau misalnya tertular hanya bisa menyadari kalau tenaga medis ada risikonya tapi ya. Puji Tuhan selama ini Tuhan lindungi," katanya.

3. Jarang pulang ke rumah

Suka Duka Perawat Kala Pandemik: Orang Dekat Saya, Sudah Parno DuluanIlustrasi personel Satgas Mobile COVID-19 memeriksa kondisi pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di ruang isolasi Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Zefanya menerangkan, COVID-19 juga banyak mengubah kehidupan pribadinya. Di mana awalnya dirinya dalam sebulan bisa pulang kampung ke Wonosobo beberapa kali, namun saat pandemik bisa pulang 6 bulan sekali sudah sangat disyukuri.

"Semuanya jadi ada kayak ada batas-batasnya kayak biasanya mudik bisa sebulan beberapa kali, ini sampai setengah tahun bisa ga mudik," jelasnya.

Namun demikian, dirinya mengaku bisa mengambil hikmah dari adanya pandemik. Di mana dirinya masih bisa sehat dan merawat orang lain.

4. Berharap kehidupan bisa kembali normal

Suka Duka Perawat Kala Pandemik: Orang Dekat Saya, Sudah Parno Duluan(ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Hari Perawat Nasional yang jatuh pada 17 Maret, Zefanya berharap agar pandemik COVID-19 bisa segera berakhir. Di mana kehidupan bisa kembali normal seperti sedia kala.

"Semoga pandemik cepat berakhir. Semua kehidupan mulai berjalan normal, perekonomian dipulihkan lagi, dan semua jadi kehidupan yang kehidupan seperti sebelumnya," paparnya.

Baca Juga: Masa Pandemik, Okupansi Kos-kosan di Sleman Ikut Terdampak

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya