SONJO, Wujud Masyarakat Bergerak Atasi Pandemik lewat Gotong Royong

Berawal dari WA Group, gerakkan selter hingga ekonomi UMKM

Sleman, IDN Times - Lebih dari satu tahun, pandemik COVID-19 berlangsung di Indonesia. Bahkan tercatat, pada Juli 2021 lonjakan kasus terjadi di sejumlah provinsi hingga membuat rumah sakit over kapasitas dan tenaga kesehatan berjatuhan.

Di tengah situasi tersebut, banyak muncul gerakan sosial di masyarakat untuk bisa membantu sesama. Salah satunya adalah SONJO (Sambatan Jogja) yang memiliki misi untuk membantu masyarakat rentan dan berisiko terhadap penyebaran COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Rimawan Pradiptyo, Penggagas SONJO sekaligus Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan, sambatan (gotong royong) sendiri diperlukan untuk memobilisasi sumber daya di masa pandemik COVID-19. SONJO di sini memilih untuk memanfaatkan WhatsApp Group (WAG) sebagai media untuk berkoordinasi dan komunikasi.

Baca Juga: Kasus Kematian COVID Tinggi, Relawan di Yogyakarta Membuat Peti Mati 

1. Mendorong sinergi triplehelix

SONJO, Wujud Masyarakat Bergerak Atasi Pandemik lewat Gotong RoyongFounder Sonjo Rimawan (kiri) menerima penyaluran bantuan OJK untuk penanganan COVID-19 di Shelter Tangguh COVID-19 RS Patmasuri, Panggungharjo, Sewon, Bantul, D.I Yogyakarta, Rabu (21/07/2021). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Rimawan berpikir harus ke mana agar para kelompok rentan bisa terbantu di tengah situasi COVID-19, lewat pemerintah atau langsung ke masyarakat. Menurutnya, pemerintah tidak memiliki banyak dana dan ada birokrasi yang membatasi, sehingga SONJO memilih untuk mendekatkan diri ke masyarakat dalam menggerakkan sumber daya, apalagi sumber daya tidak selalu mengenai uang.

"Saya ingin membuat perubahan paradigma agar orang tidak melihat segala sesuatu dengan uang. Sedikit sedikit uang, padahal ekonom mengatakan bahwa sumber daya macam-macam. Termasuk waktu luang, keinginan bekerja sama. Itu yang berkembang di SONJO. Makanya di SONJO tidak ada aliran uang masuk," ungkapnya dalam seminar daring Bergotong Royong Melawan COVID-19 pada Senin, 26 Juli 2021 lalu.

Rimawan menjelaskan, hal yang ingin didorong di SONJO adalah sinergi triplehelix. Di mana di dalamnya meliputi sense of crisis, sense of belonging, serta kemampuan antisipasi.

2. Kembangkan prinsip gotong royong

SONJO, Wujud Masyarakat Bergerak Atasi Pandemik lewat Gotong RoyongRelawan pembuat peti jenazah COVID-19 dari Tim PK4L UGM. (Twitter.com/RimawanP)

Rimawan menjelaskan, SONJO terbentuk pada 24 Maret 2020. Di mana hal yang ingin dikembangkan adalah gotong royong. Menurutnya, saat ini SONJO memiliki setidaknya 24 WAG yang tersebar di DIY maupun meluas ke beberapa daerah seperti Rerewangan Bandung Raya (Bandung Barat, Bandung, Karawang), Lingkar Mulia (Pati Demak Jepara dan Kudus) maupun bekerja sama dengan pihak swasta.

Dari WAG tersebut, muncul berbagai macam selter untuk ribuan pasien COVID-19. Selain itu, berbagai macam program sosial juga terbentuk di dalamnya.

"Kita berpikir, bisa gak melakukan sambatan, tapi lewat WhatsApp Group," katanya.

Baca Juga: UGM Tambahkan Wisma Kagama dan UC Hotel Jadi Selter COVID-19

3. Mampu telurkan puluhan shelter

SONJO, Wujud Masyarakat Bergerak Atasi Pandemik lewat Gotong RoyongShelter UII akan mulai digunakan untuk isolasi pasien COVID-19. (IDN Times/Siti Umaiyah)

Saat ini, SONJO telah bekerja sama dengan berbagai pihak di beberapa kawasan untuk membangun selter. Seperti halnya di Bantul, yang membangun RSLKC Bambanglipuro, membangun 3 selter kabupaten, 44 selter kalurahan, 16 selter padukuhan serta membangun sistem rujukan naik turun, antara RS rujukan-RSLKC-selter kabupaten-selter kalurahan.

Di kabupaten lain, SONJO juga bekerja sama dengan gerakan kemanusiaan, pesantren dan perusahaan membangun puluhan selter.

"Menggerakkan berbagai macam selter, ini bagian dari 3T, itu jauh lebih kompleks, untuk mendukung rekan tenaga kesehatan," terangnya.

Rimawan mengungkapkan setidaknya SONJO telah melakukan bimbingan teknis (bimtek) 'Membangun Shelter' dengan berbagai pihak sebanyak 8 kali. Seperti halnya bimtek Lingkar Mulia (Kudus, Pati, Demak, Jepara), Bangkalan Sumenep, Bandung Raya (Bandung Barat, Bandung, Karawang), PT Pembangunan Ancol, dan yang lainnya.

4. Jadikan kesehatan sebagai panglima

SONJO, Wujud Masyarakat Bergerak Atasi Pandemik lewat Gotong RoyongIlustrasi nakes APD (ANTARA FOTO/Fauzan)

Dibandingkan dengan program ekonomi, SONJO sendiri lebih memiliki banyak program yang berfokus kepada kesehatan. Menurut Rimawan, saat ini setidaknya ada 12 program kesehatan yang ada di SONJO. Mulai dari Shelter, SONJO Rukti Jenazah, Live Dokter, SONJO Husada, SONJO Husada Konvalesen, SONJO Pasar Desa dan lain sebagainya.

Selain itu, untuk program ekonomi, setidaknya ada 7, meliputi Database SONJO Pangan, Etalase Pasar SONJO, SONJO Pertanian, SONJO Ekspor dan lainnya.

"Program kesehatan ada 12, panglima adalah kesehatan. Ekonomi ada 7. Ekonomi tidak logis jadi Panglima saat ini, berbagai teori yang ada dalam ekonomi, itu didasarkan pada asumsi satu hal, orangnya sehat semua. Nah pas ada pandemik orangnya tidak sehat, lalu teori ekonomi bisa apa? Tidak bisa apa apa. Kami mengikuti ahli kesehatan, bukan ekonomi," jelasnya.

Baca Juga: UGM-SONJO Buka Platform Konsultasi Daring Gratis bagi Pasien COVID-19

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya