Rektor USD Paparkan Tantangan Sekolah Katolik di Era Ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Tidak dapat dinafikkan, Sekolah Katolik memiliki peran yang besar dalam membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, seiring dengan kemajuan yang ada, Sekolah Katolik juga tidak luput dari yang namanya tantangan.
Rektor Universitas Sanata Dharma, Johanes Eka Priyatma mengatakan, setidaknya ada tiga tantangan besar yang harus dihadapi oleh Sekolah Katolik, yakni tantangan relevansi, kepemimpinan serta model.
Baca Juga: Murid Jadi Korban Pencabulan, Seharusnya Sekolah Jadi Tempat Aman
1. Tantangan relevansi
Menurut Eka, saat ini Sekolah Katolik menghadapi tantangan relevansi, sehingga perlu mendefinisikan ulang apa yang menjadi keunggulan dan kekhasan. Menurutnya, sekolah bukan hanya perkara teknis dan manajemen sumber daya. Namun juga harus terhubung dengan perjuangan membangun peradaban.
"Sudah selayaknya pendidikan merupakan bagian dari perjuangan membangun peradaban yang lebih baik," katanya, Jumat (10/1).
2. Tantangan kepemimpinan
Eka menjelaskan, perubahan lingkungan sekolah yang cepat memunculkan tantangan kepemimpinan baru yang menuntut kemampuan analisis, kecakapan mengelola perubahan, pengembangan kreativitas dan inovasi serta penegasan nilai-nilai kekatolikan yang tanggap zaman.
"Lahirnya kabinet baru memberikan harapan baru. Ini momen yang tepat bagi Sekolah Katolik untuk menangkap peluang dan bersiap mengantisipasi perubahan, dunia harus mensyaratkan perubahan," jelasnya.
3. Tantangan model
Selain hal-hal di atas, Sekolah Katolik yang dikelola oleh banyak organisasi atau tarekat menghadapi model baru dalam membangun kolaborasi dan sinergi yang produktif, baik dengan sesama sekolah Katolik, umat Katolik maupun dengan berbagai pihak yang berkehendak.
"Salah satu strategi yang dapat dikembangkan dalam menghadapi 3 tantangan tersebut yakni dengan menerapkan good school goverment yang memuat prinsip TARIF (transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness), " ungkapnya.
Baca Juga: Tak Permanenkan Akun LTMPT, 102.726 Siswa Terancam Tak Dapat Ikuti Tes