Kurangi Kasus DBD, Telur Nyamuk Berwolbachia Disebar di Kampus UGM

Efektifitas nyamuk Wolbachia capai 77 persen

Sleman, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Sleman mulai menebar ember berisi telur nyamuk berwolbachia di lingkungan kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). Langkah ini dilakukan guna mengurangi kasus demam berdarah dangue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengungkapkan nantinya peletakan telur nyamuk berwolbachia ini dilakukan selama 6 bulan ke depan. Setiap 2 minggu sekali, akan dilakukan penggantian.

1. Bagian dari target 22.000 ember

Kurangi Kasus DBD, Telur Nyamuk Berwolbachia Disebar di Kampus UGMPeletakan ember telur nyamuk berwolbachia di lingkungan Kampus UGM. IDN Times/Siti Umaiyah

Joko menambahkan peletakan ember telur nyamuk berwolbachia ini dilakukan selain karena UGM berada di wilayah Kabupaten Sleman, juga karena perguruan tinggi itu memiliki bangunan luas. Sehingga juga dianggap perlu untuk dijadikan sasaran.

"Di Sleman tidak hanya di rumah penduduk, tapi juga di komunitas atau kelompok yang punya gedung-gedung yang luas, termasuk di UGM. Jadi penelitiannya oleh UGM, diterapkan di Sleman, dan karena UGM juga termasuk Sleman, maka juga kita jadikan sasaran," ungkapnya pada Selasa (1/6/2021).

Baca Juga: Tekan Kasus DBD, Sleman Sebar 22 Ribu Ember Nyamuk Wolbachia

2. Lokasi peletakan ember sebelumnya melalui seleksi

Kurangi Kasus DBD, Telur Nyamuk Berwolbachia Disebar di Kampus UGMUGM dan WMP raih penghargaan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Dok: istimewa

Joko menjelaskan efektivitas nyamuk berwolbachia untuk menurunkan kasus DBD sebesar 77 persen. Menurut Joko, sasaran peletakan ember berisi telur nyamuk berwolbachia sudah melalui seleksi terlebih dahulu. Ada sejumlah pertimbangan yang diperlukan sebelum peletakan ember berisi nyamuk.

"Itu dilakukan seleksi karena harus mempertimbangkan beberapa aspek, seperti di rumah tidak ada bayi, tidak ada balita. Bukan apa-apa kalau balita kan nanti main-main," katanya.

3. Proses seperti besanan nyamuk

Kurangi Kasus DBD, Telur Nyamuk Berwolbachia Disebar di Kampus UGMUGM dan WMP raih penghargaan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Dok: istimewa

Sementara itu, Peneliti Utama World Musquito Progra (WMP) Yogyakarta, Prof. Adi Utarini menjelaskan proses implementasi nyamuk berwolbachia ini seperti halnya besanan nyamuk. Nantinya program tersebut menghasilkan keturunan nyamuk yang sebagian besar sudah berwolbachia. Nyamuk jenis ini dapat menekan perkembangan DBD di tubuh nyamuk.

"Apabila nyamuk menggigit manusia, maka penularan virus dangue sudah akan sangat rendah," ujarnya.

Dia menyampaikan teknologi yang dikembangkan ini memiliki 5 ciri. Yaitu risikonya dapat diabaikan, sustainable, ramah lingkungan, efektif biaya, dan efektif menurunkan kejadian dengue.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya