Ketersediaan Mesin Jadi Tantangan Pembelajaran Permesinan Modern

Perlu dilakukan model pembelajaran teaching industry

Sleman, IDN Times - Tantangan dalam pembelajaran permesinan modern adalah masalah ketersediaan fasilitas mesin CNC (Computer Numerical Controlled) dan CAD/CAM (Computer Aided Design and Computer Aided Manufacturing) di dunia pendidikan.

Prof Dwi Rahdiyanta mengatakan, fasilitas mesin CNC dan CAD/CAM di kampus/sekolah masih dirasa sangat kurang dan masih tertinggal dengan yang ada di industri. Hal ini mengakibatkan link and match antara lembaga pendidikan dengan dunia industri bermasalah.

“Untuk mengatasi tantangan tersebut dan sekaligus untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa di bidang permesinan perlu dikembangkan model pembelajaran yang melibatkan secara langsung dunia industri atau dunia kerja," ungkapnya dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Proses Permesinan pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Sabtu (15/2).

Dia menjelaskan, kerja sama dengan dunia industri sangat penting dilakukan lantaran dua pertimbangan, yaitu mahalnya harga mesin CNC dan CAD/CAM dan pihak industri lebih menguasai teknologi maju.

Baca Juga: Spesies Baru Bakteri Penghasil Antibiotik Temuan Mahasiswa UGM 

1. Teaching industry cocok dilakukan

Ketersediaan Mesin Jadi Tantangan Pembelajaran Permesinan ModernDwi Rahdiyanta dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Proses Pemesinan pada Fakultas Teknik UNY pada Sabtu (15/2). Dok: Humas UNY

Dwi menerangkan, salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan adalah model pembelajaran teaching industry yaitu wahana produktif berbasis riset dan inovasi untuk mendukung proses pembelajaran yang bersinergi dengan industri dan pemerintah.

Menurutnya, perguruan tinggi dapat memanfaatkan teaching industry sebagai wahana untuk hilirisasi atau pembuatan produk-produk hasil penelitiannya dan melatih para mahasiswa melakukan praktik nyata melalui praktik kerja industri atau pembelajaran di tempat kerja (Work Based Learning).

Sementara, industri dapat memanfaatkan teaching industry untuk memproduksi barang atau suku cadang yang diperlukan untuk kelengkapan produknya. Pada teaching industry, sumber daya pembelajaran yang ada di kampus dapat dimanfaatkan untuk peningkatan skill dan kompetensi sumber daya manusia dalam rangka penciptaan nilai tambah dan peningkatan produktivitas.

"Dari model pembelajaran teaching industry di bidang permesinan ini diharapkan akan muncul produk-produk penghiliran hasil riset dan inovasi perguruan tinggi yang diharapkan dapat masuk ke segmen pasar sebagai substitusi produk-produk impor, sehingga ketergantungan Indonesia terhadap produk impor khususnya di bidang komponen-komponen mesin dapat berkurang secara bertahap," katanya.

2. Tantangan pengajar di era 4.0

Ketersediaan Mesin Jadi Tantangan Pembelajaran Permesinan ModernDwi Rahdiyanta dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Proses Pemesinan pada Fakultas Teknik UNY pada Sabtu (15/2). Dok: Humas UNY

Dwi memaparkan, di era Revolusi Industri 4.0, pengajar menghadapi tantangan dalam proses pembelajaran. Tantangan tersebut berasal dari perkembangan teknologi digital di bidang informasi dan komunikasi yang memberi dampak pada teknologi pembelajaran dan perubahan karakter peserta didik dalam belajar.

"Tantangan real yang dihadapi para guru adalah bahwa para siswa telah mengenal teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam usia yang lebih dini dari pada gurunya. Untuk mengatasi masalah tersebut para guru/dosen dituntut dapat melaksanakan pembelajaran menggunakan multi user virtual environments (MUVEs)," jelasnya.

3. Kemampuan yang harus dikuasai pengajar

Ketersediaan Mesin Jadi Tantangan Pembelajaran Permesinan ModernDwi Rahdiyanta dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Proses Pemesinan pada Fakultas Teknik UNY pada Sabtu (15/2). Dok: Humas UNY

Lebih jauh Dwi menerangkan, agar dapat melaksanakan pembelajaran menggunakan MUVEs dengan baik, para guru/dosen harus menguasai kemampuan yang terkait dengan: (1) Data Literacy, yaitu kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan Big Data (informasi) di dunia digital; (2) Technological Literacy, yaitu meliputi: coding, artificial intelligence, dan engineering principles (memahami cara kerja mesin, dan aplikasi teknologi); dan (3) Human Literacy (humanities, communication, dan design).

"Tujuan dari pembelajaran permesinan ditekankan pada pencapaian kompetensi dalam dua hal, yaitu proses kerja dan hasil kerja (produk)," ungkapnya.

Baca Juga: Mahasiswa UNY Ajak Siswa SD Belajar Berhitung dengan Media Puzzle

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya