Keterbatasan Tak Halangi Althaf Raih Cum Laude

Althaf hanya bisa mendengar suara desibel tinggi

Sleman, IDN Times - Meski mengalami tuli parsial, tidak menghalangi Muhammad Erwin Althaf (24) tetap semangat menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Hal tersebut terbukti, pada hari ini Rabu (19/2), Althaf secara resmi menyandang gelar sarjana dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sejak lahir, Althaf hanya bisa mendengar suara dengan desibel tinggi, seperti bunyi klakson, tepuk tangan, dan keriuhan. Meski dengan keterbatasan, saat mengikuti perkuliahan Althaf selalu berusaha memahami materi yang disampaikan dosen melalui powerpoint, tulisan di papan bahkan gerak oral.

Baca Juga: Minim Fasilitas yang Memadai, Tak Halangi Ahmad Suyoko Raih Prestasi

1. Walau miliki keterbatasan, Althaf tetap mandiri

Keterbatasan Tak Halangi Althaf Raih Cum LaudeAlthaf bersama orangtuanya. IDN Times/Siti Umaiyah

Althaf merupakan putra dari pasangan Dr. drg. Edi Sumarwanto, dan drg. Eny Rusdaningsih, Sp.KG. Terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Athfal kehilangan pendengaran sejak lahir.

Ayah Althaf, Dr. drg. Edi Sumarwanto menjelaskan, walau memiliki keterbatasan Althaf tergolong anak yang mandiri. Hal tersebut terbukti sejak SMA dirinya sudah tinggal berjauhan dengan kedua orang tuanya. Tidak hanya itu, dari kecil Althaf merupakan anak yang tekun belajar.

"Dia berani hidup jauh dari orang tua dengan melanjutkan pendidikan SMA di Yogyakarta. Berkat ketekunannya belajar, Althaf selalu memiliki nilai akademik yang bagus. Bahkan berhasil masuk UGM tanpa tes melalui jalur SNMPTN undangan dan kini lulus dengan IPK yang memuaskan," terangnya.

Setelah lulus jenjang S1, Edi menjelaskan jika ke depan Althaf masih ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya.

2. Berikan kesempatan anak berkebutuhan khusus untuk terus belajar

Keterbatasan Tak Halangi Althaf Raih Cum LaudeAlthaf bersama orangtuanya. IDN Times/Siti Umaiyah

Edi menerangkan, meskipun memiliki kebutuhan khusus, dirinya senantiasa mendorong dan memberikan kesempatan yang sama bagi Althaf untuk belajar dan berkembang.

Berkaca pada pengalaman pribadinya, dia berpesan kepada keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk tidak berhenti memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anaknya untuk terus berkembang.

"Anak berkebutuhan khusus, tuna rungu sangat banyak. Kebanyakan keluarga cenderung tidak memberikan kesempatan untuk berkembang. Anak bukan produk gagal dari Tuhan, beri kesempatan mereka untuk berkembang," ungkapnya.

3. Tidak ada diskriminasi saat belajar

Keterbatasan Tak Halangi Althaf Raih Cum LaudeAlthaf bersama orangtuanya. IDN Times/Siti Umaiyah

Sementara itu, Bima Indra Permana, salah satu kawan Althaf dari Pokja Disabilitas UGM mengungkapkan, pada saat mengikuti perkuliahan Althaf tergolong cukup lihai, dimana dia senantiasa duduk di bangku paling depan dan memperhatikan gerak oral dosen ketika menerangkan. Hal tersebut yang membuat Althaf bisa meraih predikat cumlaude dengan IPK 3,51.

"Althaf pakai oral dan sebagian telinga kiri masih bisa dengar. Dalam perkuliahan juga tidak ada diskriminasi" terangnya.

 

Baca Juga: Bikin Ngakak, 13 Chat Kocak Para Pejuang Skripsi & Dosen Pembimbing

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya