Dosen UGM Pejuang Pendidikan Papua Meninggal Dunia Akibat COVID-19

Bambang Purwoko mengembuskan napas terakhir pada Rabu

Sleman, IDN Times - Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Bambang Purwoko mengembuskan napas terakhir akibat COVID-19. Selain dikenal sebagai Pakar Ilmu Pemerintahan, Bambang juga merupakan pejuang pendidikan bagi masyarakat Papua.

Menurut Wakil Rektor UGM Bidang Kerjasama dan Alumni, Paripurna Sugarda, Bambang meninggal dunia RSUP Dr. Sardjito pada Rabu (14/7/2021) pukul 09.25 WIB.

"Leres (betul) hari ini, kalau sakitnya terpapar COVID-19," ungkapnya pada Rabu (14/7/2021).

Baca Juga: UGM Tambahkan Wisma Kagama dan UC Hotel Jadi Selter COVID-19

1. Pejuang pendidikan bagi masyarakat Papua

Dosen UGM Pejuang Pendidikan Papua Meninggal Dunia Akibat COVID-19dpp.fisipol.ugm.ac.id

Paripurna mengungkapkan, UGM sangat kehilangan sosok Bambang lantaran jasanya yang begitu besar. Di UGM, Bambang dikenal sebagai Bapak pejuang pendidikan bagi masyarakat Papua, di mana rumah Bambang juga digunakan sebagai tempat bagi puluhan anak-anak Papua untuk bersekolah di Yogyakarta dan nantinya meneruskan di UGM.

"Peran beliau sangat besar, beliau adalah Bapaknya semua mahasiswa Papua di UGM," katanya.

2. Ikut memajukan pendidikan kepemerintahan di Papua

Dosen UGM Pejuang Pendidikan Papua Meninggal Dunia Akibat COVID-19kagama.co

Selain itu, Bambang juga merupakan Ketua Pokja Papua dan Kepala Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM. Di mana dia juga ikut memajukan pendidikan kepemerintahan di Papua. Mulai dari anggaran, leadership dan lain sebagainya.

"Itu beliau yang meng-handle semua dengan nama UGM. Banyak juga sekarang Bupati (di Papua) lulusan UGM," terangnya.

3. Sempat bergabung dalam TGPF Intan Jaya

Dosen UGM Pejuang Pendidikan Papua Meninggal Dunia Akibat COVID-19kagama.co

Paripurna melanjutkan, Bambang juga sempat bergabung dalam Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya dan mengalami insiden tertembak saat menginvestigasi dan mendatangi sejumlah keluarga Pendeta Yeremia yang tewas. Akibat hal tersebut, Bambang harus menjalani perawatan cukup lama di rumah sakit.

"Kakinya tertembak itu memerlukan waktu 1 bulan lebih di rumah sakit untuk mengeluarkan proyektil yang ada di kaki beliau. Perannya sangat besar sekali. Kita merasa sangat kehilangan karena UGM benar-benar menaruh perhatian besar kepada masyarakat Papua," paparnya.

Baca Juga: Soal Proning, Dokter RSA UGM: Pasien Sesak Napas Tetap Butuh Oksigen

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya