Dalam Sepekan, Gunung Merapi Alami Perubahan Morfologi Kubah Lava

Sebagian dinding kawah runtuh

Sleman, IDN Times - Dalam sepekan terakhir, 13-19 November 2020 Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadinya perubahan morfologi Gunung Merapi.

Hanik Humaida, Kepala BPPTKG dalam keterangan resminya mengungkapkan, dari analisis morfologi area kawah berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 19 November terhadap tanggal 11 November 2020, terjadi perubahan morfologi kubah, yaitu runtuhnya sebagian kubah lava 2018.

Lalu, berdasarkan analisis foto drone tanggal 16 November 2020, teramati adanya perubahan morfologi dinding kawah akibat runtuhnya lava lama, terutama Lava1997 (Selatan), Lava1998, Lava1888 (Barat) dan Lava1954 (Utara), selain itu belum teramati kubah lava baru.

"Adapun perhitungan Volume kubah lava berdasarkan foto drone tersebut sebesar 200.000 m3," paparnya pada Jumat (20/11/2020).

Baca Juga: Cegah Pengungsi Terpapar COVID-19, Akses ke Barak Dibatasi

1. Intensitas kegempaan minggu ini lebih tinggi

Dalam Sepekan, Gunung Merapi Alami Perubahan Morfologi Kubah LavaANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Hanik menjelaskan, jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya, intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi. Tercatat, telah terjadi 262 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1.939 kali gempa Fase Banyak (MP), 7 kali gempa Low Frekuensi (LF). Selain itu, juga tercatat sebanyak 441 kali gempa Guguran (RF), 352 kali gempa Hembusan (DG) dan 8 kali gempa Tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," terangnya.

2. Laju deformasi turun 1 sentimeter dibandingkan pengamatan pekan lalu

Dalam Sepekan, Gunung Merapi Alami Perubahan Morfologi Kubah LavaKepala BPPTKG, Hanik Humaida IDN Times/Tunggul Damarjati

Hanik mengungkapkan, berkenaan dengan deformasi, dari pantauan menggunakan electronic distance measurement (EDM), pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 9 sentimeter per hari.

Jika dibandingkan dengan periode pengamatan minggu sebelumnya, 6-12 November 2020, rata-rata laju deformasi Gunung Merapi mengalami penurunan 1 sentimeter, yang mana minggu sebelumnya laju deformasi mencapai 10 sentimeter.

"Minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 9 cm/hari," katanya.

3. Meski hujan, aliran sungai-sungai berhulu di Merapi tak bertambah

Dalam Sepekan, Gunung Merapi Alami Perubahan Morfologi Kubah LavaANTARA FOTO/Rizky Tulus

Dari data yang ada intensitas curah hujan tertinggi tercatat sebesar 64 milimeter per jam selama 60 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 13 November 2020. Meski demikian, tidak dilaporkan mengenai adanya lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ungkapnya.

Hanik mengungkapkan, hingga saat ini Gunung Merapi berada dalam status Siaga. Untuk potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer.

Baca Juga: Enam Barak di Cangkringan Siap Diaktifkan Jika Status Merapi Naik

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya