BPPTKG Catat Adanya Perubahan Morfologi di Sekitar Lava 1948 dan 1888 

Aktivitas kegempaan tercatat menurun dibandingkan pekan lalu

Sleman, IDN Times - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat adanya perubahan morfologi di sekitar lava 1948 dan lava 1888 Gunung Merapi. Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengungkapkan, perubahan tersebut lantaran adanya aktivitas guguran yang terjadi.

"Data morfologi dari sisi Tenggara tidak terjadi perubahan. Namun demikian kalau kita lihat yang dari sisi Barat, kawah 1948 dan juga 1888 ada perubahan morfologi karena guguran-guguran yang terjadi," ungkapnya pada Jumat (4/12/2020).

Meski demikian, Hanik menyampaikan jika sampai saat ini belum teramati material baru atau kubah lava baru yang ada di puncak kawah.

Baca Juga: Jarak Sumber Magma Merapi 1,3 Kilometer dari Puncak Gunung  

1. Banyak rekahan di kawah

BPPTKG Catat Adanya Perubahan Morfologi di Sekitar Lava 1948 dan 1888 Ilustrasi Merapi. IDN Times/Arief Rahmat

Hanik menyampaikan, dari data morfologi yang diamati menggunakan satelit, terjadi pengangkatan di permukaan kawah. Selain itu, juga ada banyak rekahan-rekahan di kawah dan ada beberapa di tebing.

"Dan ini dari minggu kemarin sifatnya melebar. Kemudian ada perubahan morfologi akibat intensitas kejadian guguran. Jadi dari foto kita bisa lihat dan dari satelit kita bisa lihat," katanya.

Hanik menyampaikan, untuk arah guguran sendiri saat ini dominan ke Kali Senowo, Kali Lamat dan Kali Gendol. Dengan jarak maksimum 3 km ke Kali Lamat.

2. Kegempaan turun dibandingkan minggu lalu

BPPTKG Catat Adanya Perubahan Morfologi di Sekitar Lava 1948 dan 1888 Gunung Merapi. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Jika dibandingkan dengan pengamatan minggu lalu, pada minggu ini (27 November-3 Desember 2020) intensitas kegempaan lebih rendah. Minggu ini tercatat Gunung Merapi mengalami 236 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 2.128 kali gempa Fase Banyak (MP), 3 kali gempa Low Frekuensi (LF), 289 kali gempa Guguran (RF), 330 kali gempa Hembusan (DG) dan 11 kali gempa Tektonik (TT).

"Secara mingguan data ini sedikit menurun, namun demikian ini masih dalam nilai yang fluktuatif tinggi. Kalau kita lihat grafiknya, ini naik, turun, naik lagi, turun lagi. Artinya memang ada penurunan tapi masih tinggi," terangnya.

3. Tidak dilaporkan terjadi lahar

BPPTKG Catat Adanya Perubahan Morfologi di Sekitar Lava 1948 dan 1888 ANTARA FOTO/Agus Sarnyata

Untuk deformasi sendiri, Hanik menjelaskan jika pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 11 cm/hari. Sementara itu, pada minggu ini dilaporkan adanya hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 65 mm/jam selama 60 menit pada tanggal 3 Desember 2020.

"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," paparnya.

Baca Juga: BPPTKG: Alur Sungai di Merapi Masih Mampu Tampung Material Vulkanik

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya