Bantu Murid Peroleh Akses Internet, UGM Terjunkan 79 Mahasiswa 

Mahasiswa akan ditempatkan di 16 lokasi selama 50 hari

Sleman, IDN Times - Bantu murid sekolah belajar secara online, Universitas Gadhah Mada (UGM) menerjunkan sebanyak 78 mahasiswa KKN PPM untuk ditempatkan di 16 lokasi. 

Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Irfan Dwidya Priyambada menjelaskan dalam program tersebut mahasiswa akan membantu siswa dan guru di daerah yang tidak memiliki akses sinyal secara memadai.

1. Ditempatkan di 16 lokasi selama 50 hari

Bantu Murid Peroleh Akses Internet, UGM Terjunkan 79 Mahasiswa ugm.ac.id

Para mahasiswa akan membantu siswa setingkat SD, SMP dan SMA yang tidak memiliki akses pendidikan daring karena tidak memiliki akses internet serta keterbatasan dalam membeli paket data atau pulsa.

“UGM membantu mereka mendapatkan pendidikan yang berkualitas, harapannya mahasiswa bisa berperan di masyarakat di kala susah,” ungkapnya pada Senin (24/8/2020).

Rencananya mahasiswa akan ditempatkan tersebar di 16 lokasi dengan lama tinggal selama 50 hari. 

Baca Juga: Jam Operasional Lebihi Batas, Satpol PP Sleman Tutup Tempat Hiburan 

2. Perkuat sinyal di daerah terpencil

Bantu Murid Peroleh Akses Internet, UGM Terjunkan 79 Mahasiswa Pelepasan secara daring KKN-PPM UGM Dok: Humas UGM

Jika hal tersebut berhasil, maka metode memperkuat sinyal di lokasi terpencil di Indonesia akan terus dilakukan

”Di sebelah hutan Ngawi, ada desa yang sudah dapat sinyal, sehingga muncul ide memperkuat sinyal. Saya harapkan nantinya mahasiswa Teknik bisakah membuat perangkat keras membantu saudara kita yang lokasinya susah mendapat sinyal,” terangnya.

 

3. Akan buat perangkat penguat sinyal secara sederhana

Bantu Murid Peroleh Akses Internet, UGM Terjunkan 79 Mahasiswa Pelepasan secara daring KKN-PPM UGM Dok: Humas UGM

Dosen Pembimbing Lapangan KKN PPM, Arif Kusumawanto mengatakan mahasiswa akan mengembangkan alat penguat sinyal internet atau penguat wifi secara sederhana untuk membantu siswa mampu mengakses pendidikan secara daring.

“Akan dibuat antena penguat wifi, bahannya sederhana dari tiang bambu atau pipa lalu disambungkan kabel yang ada konektornya,” katanya.

Untuk daerah terpencil dan perbukitan, lokasi pemasangan alat akan disurvei terlebih dahulu oleh mahasiswa agar pemasangan alat bisa terpancar dengan baik.

“Kita tahu masing-masing provider punya pancaran gelombang berbeda sehingga antena harus dipasang di tempat yang lebih tinggi dan tidak terhalang oleh bukit,” paparnya.

Baca Juga: UGM Jadi Kampus Paling Diminati di SBMPTN 2020 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya