6 Korban Susur Sungai Sempor Alami Gejala Gangguan Psikologis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Pasca terjadinya laka susur Sungai Sempor yang terjadi pada Jumat (21/2) lalu, 6 siswa SMP N 1 Turi yang menjadi korban laka mengalami symptom atau gejala gangguan psikologis.
Siti Urbayatun, Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah DIY menyebutkan, saat ini pihaknya telah melakukan pendampingan intensif kepada 6 siswa tersebut.
Baca Juga: Tim Psikolog Beri Pendampingan ke Keluarga Korban Susur Sungai Sempor
1. Jika tidak ditangani, akan mengarahkan ke gangguan psikologis berat
Urba menyebutkan, gejala yang dialami keenam siswa tersebut seperti halnya histeris, menangis, sedih dan memiliki gangguan kecemasan. Jika hal tersebut tidak ditangani dengan baik, maka ditakutkan bisa mengarah ke gangguan psikologis berat.
"Kondisi saat ini tergantung situasi, bisa disebut dengan kecemasan. Dalam jangka lama bisa post-traumatic stress disorder kalau penanganan tertunda 6 bulan," ungkapnya di SMP N 1 Turi pada Senin (24/2).
2. Terkadang bisa menular lewat empati
Menurut Urba, keenam siswa yang bersangkutan akan dipantau terus perkembangannya. Akan tetapi, dalam pendampingan siswa yang bersangkutan akan dibiarkan berbaur dengan siswa lainnya.
"Kadang-kadang hal semacam ini nular, melihat teman-temannya nangis, siswa lain akan empati dan menangis pula. Tapi bukan berarti dia terpapar. Maka ini akan kami pantau terus. Tidak disendirikan dalam pendampingan, karena saat siswa sudah bisa berbaur, hal ini akan baik untuk pemulihan," jelasnya.
3. Sudah mulai stabil
Sementara itu, Oneng Nawaningrum, Koordinator Posko Psikologis menuturkan dari keenam siswa yang keseluruhan merupakan perempuan, 5 di antaranya sudah stabil. Tinggal 1 lagi yang masih memerlukan pendampingan intensif.
"Banyak yang stabil sampai saat ini. Mereka tidak memberikan gejala-gejala yang berarti.
6 ditemukan, tinggal 1 orang yang masih dipantau secara intensif. Untuk kegiatan belajar, kelas 9 tetap belajar seperti biasa. Sedangkan kelas 7 dan 8 pemulihan," ungkapnya.
Baca Juga: Sebelum Meninggal di Sungai Sempor, Zahra Sempat Minta HP dan Sepeda