Jajaran Polresta Yogyakarta mengungkap praktik produksi dan jual beli berbagai merek obat palsu. (IDN TImes/Tunggul Damarjati)
Sindikat ini, kata Probo, juga membuat merek dagangnya sendiri. Total setidaknya ada 23 merek berbeda dengan masing-masing khasiatnya.
Puluhan merek itu meliputi Centella (obat diabetes), Cheterol (obat jantung), Orthomove (obat tulang), Nikita Slim (pelangsing), Vigamax (obat kuat pria), dan masih banyak lagi.
Meski 23 merek itu dipasarkan untuk mengobati beragam penyakit berbeda, kata Probo, isinya semuanya sama. Menurutnya, seluruh obat-obatan tersebut sebenarnya cuma berisi serbuk daun jati China yang kini masih ditelusuri sumber pemasoknya.
"Isinya sama semua, daun jati China. Obat untuk pelangsing isinya daun jati China untuk jantung juga daun jati China. Mereka tidak menambah ramuan yang lain. Hanya membedakan warna kapsul saja," ungkap Probo.
Selain itu mereka juga membuat obat palsu untuk 12 merek yang sudah beredar di pasaran. Isinya juga sama, yakni serbuk daun jati China.
"Daun jati ini menurut keterangan pelaku, kalau diminum 1-2 hari itu mungkin pasti kencingnya berubah agak kemerahan. Nah itu yang membuat orang percaya obatnya manjur. Padahal jati otomatis ya merah, karena yang dimakan daun jati kering yang dilembutkan," papar Probo.
Probo menyebut belum ada konsumen yang melapor atau komplain terkait obat-obatan palsu ini.
"Isi (serbuk daun jati China) saja cuma beberapa miligram, mungkin enggak begitu (efektif) ya, atau yang beli tahu dan sudah tidak beli lagi," katanya.