Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Yogyakarta, IDN Times - Pembangunan jalan tol yang melintas Jogja sebagian bakal menggunakan tanah kesultanan atau Sultan Ground (SG). Terkait hal tersebut, Raja Keraton Yogyakarta sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, telah memutuskan tidak melepas SG, tetapi hanya akan menyewakan. Terkait besaran sewa Sultan juga tidak mematok harga tertentu.

Raja Keraton Yogyakarta itu menyebut tanah yang dimiliki Keraton menjadi bagian dari keistimewaan. "Kalau dilepaskan kan hilang. Ha nek tanahe Keraton entek terus piye (Lha kalau tanahnya Keraton habis terus gimana)," ungkap Sultan di Kompleks Kepatikan Yogyakarta, Kamis (2/2/2023).

1. Tidak ada masalah dengan sistem sewa

Pembangunan jalan tol Yogyakarta-Bawen telah dimulai. (Dok. Jasa Marga)

Saat disinggung jika tukar guling untuk tanah SG hal tersebut dirasa juga tidak memungkinkan. "Tukar guling itu yang ditukar tanah siapa? Ya, kan. Kalau itu tanah warga, tanah itu dibeli oleh pengusaha tol kan begitu. Berarti kan malah bayar," ujar Sultan.

Sehingga, Sultan memutuskan penggunaan SG dengan sistem sewa. Sultan menyebut tidak ada masalah dengan sistem sewa ini, pasalnya pemerintah juga menyetujui.

"Gak ada masalah wong pemerintah juga mau, neng notaris saja sudah selesai tanah ini dipakai selamanya, selama masih dipakai, keraton tidak meminta. Kan wis rampung (kan sudah selesai), kenapa susah-susah ya kan," kata Sultan.

2. Tidak mematok harga tertentu

Editorial Team

Tonton lebih seru di