Ridho secara khusus mengingatkan kepada Prabowo, bahwa sumber daya alam (SDA) di Indonesia sangat terbatas. Contohnya, batu bara yang akan habis sekitar 39 tahun dan minyak bumi dalam jangka waktu 11 tahun. Bahkan cadangan gas alam, menurutnya, hanya cukup untuk 8 tahun.
"Terjadi kesalahkaprahan tata kelola sumber daya alam Indonesia. Indonesia kaya SDA, tetapi penerimaan negara masih rendah," ujar Ridho dalam keterangannya, Selasa (21/10/2025).
Ridho menambahkan, nilai ekonomi bersih SDA Indonesia diperkirakan mencapai USD115 miliar atau setara Rp1.800 triliun per tahun. Akan tetapi, realisasi penerimaan negara dari sektor ini cuma kisaran Rp500 triliun-Rp600 triliun saja dan kesenjangan besar, lanjutnya, adalah buah dari tata kelola yang buruk.
"Faktanya, tidak semua hasil SDA masuk APBN, SDA telah gagal membuat negara makmur karena terjadi degradasi lingkungan dan tata kelola yang buruk bisa menghancurkan potensi tersebut," ujarnya.
Berdasarkan hitungan Ridho, dalam skenario ideal, jika seluruh laba bersih SDA masuk ke APBN, negara bisa mengantongi Rp1.800 triliun per tahun. Nilai ini setara dengan 65 persen dari total APBN 2025, sementara realisasi saat ini yang hanya lebih kurang 20 persen.
"Jika SDA dikelola oleh negara sepenuhnya, potensi APBN bisa naik tiga kali lipat," tegasnya.