Peserta pemilihan Duta Baca kategori pelajar. (dok. Pemkot Jogja)
Peserta dari SMA 6 Muhammadiyah Yogyakarta, Adinda Khomsya, mengungkapkan alasannya mengikuti ajang ini. Ia ingin mengubah stigma negatif terkait julukan kutu buku.
“Ada beberapa orang yang bilang aku itu kutu buku dan kesannya membosankan, padahal semakin banyak membaca buku aku jadi makin terbuka wawasannya, dengan mengikuti seleksi Duta Baca ini aku mau menyampaikan kalau jadi kutu buku itu keren, tetap bisa bersosialisasi, dan punya banyak pengetahuan,” ceritanya.
Sementara itu, siswi MAN 2 Yogyakarta, Hurria Dini Chalisa, mengaku baru gemar membaca sejak SMP setelah menemukan buku yang mengubah pandangannya. “Dulu aku lebih suka baca komik, tapi setelah baca buku yang sangat berkesan, aku jadi bisa lebih mengenal diri sendiri, mulai ketagihan dengan membaca buku terkait bagaimana mengetahui potensi diri. Dengan Duta Baca ini harapannya makin banyak teman-teman seusiaku setidaknya punya pengalaman berkesan dari membaca buku, sebagai pintu masuk mengeksplorasi buku yang lain,” katanya.
Setelah babak penyisihan, panitia akan memilih 10 peserta terbaik dari masing-masing kategori, baik Duta Baca Pelajar maupun Duta Baca Daerah. Mereka yang lolos akan melaju ke babak final dengan penilaian melalui presentasi esai dan wawancara. Pemenang akan diumumkan pada 11 September 2025.